Ilustrasi (Unsplash.com/Nino Maghradze)
Sebagai negara maju, ternyata praktik perbudakan masih terjadi di Inggris. Seorang perempuan bernama Sara (bukan nama sebenarnya) menjadi korban perbudakan modern di Inggris. Sara bekerja sebagai cleaning service di sebuah sekolah menengah dengan jam kerja yang begitu panjang, yakni 20 jam dalam sehari.
Awalnya, Sara mengiyakan hal tersebut karena berharap kelak ia bisa mengenyam pendidikan juga. Sara pun bekerja mulai dari pukul 9.00 hingga 23.00 waktu setempat. Bahkan, beberapa kali Sara mengeluh kakinya bengkak dan berdarah karena terlalu lama berdiri dan bekerja.
Namun, harapannya itu hanyalah mimpi belaka. Sara bekerja dengan jam kerja panjang selama 20 tahun tanpa bisa menikmati gajinya sama sekali. Sebab, gaji Sara semuanya diserahkan kepada suaminya dan digunakan untuk hal yang tidak diketahui Sara.
Melansir dari BBC, Sara merupakan imigran gelap yang diselundupkan suaminya ke Inggris. Demi memenuhi kebutuhan hidupnya, suami Sara mempekerjakan Sara di sebuah sekolah menengah dengan gaji yang ia sendiri tidak bisa menikmatinya.
Sara tak bisa berbuat apapun karena statusnya yang sebagai imigran gelap dianggap akan memperburuk keadaan. Namun, berkat bantuan organisasi kemanusiaan setempat, Sara kini dapat bebas dan tidak lagi menjalani hari-hari kelamnya sebagai korban perbudakan modern di Inggris.