Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
Fátima Bosch Miss Universe Meksiko 2025
Miss Universe Meksiko 2025, Fátima Bosch. (instagram.com/fatimaboschfdz)

Intinya sih...

  • Insiden panas di Miss Universe 2025 Thailand terjadi saat Fátima Bosch, perwakilan Meksiko, bersitegang dengan direktur asal Thailand, Nawat Itsaragrisil.

  • Banyak kontestan ikut walkout sebagai bentuk solidaritas, video insiden viral di media sosial dengan tagar #StandWithMexico dan #JusticeForFatima trending global.

  • Nawat Itsaragrisil meminta maaf terbuka tanpa menyebut nama Bosch secara langsung, sementara presiden Miss Universe Organization, Raúl Rocha Cantú, menganggap insiden tersebut sebagai penghinaan dan penyalahgunaan kekuasaan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dunia pageant internasional tengah digemparkan oleh insiden panas di ajang Miss Universe 2025 setelah Fátima Bosch, perwakilan Meksiko, bersitegang dengan Nawat Itsaragrisil, direktur asal Thailand sekaligus presiden Miss Grand International (MGI).

Kejadian tersebut berlangsung saat Sashing Ceremony di Bangkok pada 4 November dan disiarkan langsung melalui laman Facebook Miss Universe Thailand. Insiden itu berujung pada kecaman luas serta aksi walkout massal dari sejumlah kontestan di lokasi acara.

Kini, situasi semakin memanas setelah presiden Miss Universe Organization (MUO), Raúl Rocha Cantú, akhirnya angkat suara dan mengeluarkan pernyataan resmi terkait polemik tersebut.

Awal ketegangan di Sashing Ceremony

Kekacauan bermula ketika Nawat Itsaragrisil memanggil Fátima Bosch ke depan di hadapan puluhan peserta dan mempertanyakan ketidakhadirannya dalam sesi pemotretan sponsor. Dalam siaran langsung yang disaksikan ribuan orang di media sosial, Bosch tampak berusaha memberikan penjelasan, tetapi Nawat justru menanggapinya dengan komentar kasar, menyebutnya “dumb” atau "bodoh".

Bosch kemudian dipaksa meninggalkan ruangan dengan melibatkan petugas keamanan. Beberapa saat kontestan lain mau menyusul Fátima, namun sempat diancam oleh Nawat. Namun setelahnya, para kontestan keluar satu per satu, yang diawali oleh Miss Universe 2024 asal Denmark, Victoria Kjær Theilvig, yang keluar sebagai bentuk solidaritas.

Video insiden itu dengan cepat viral di TikTok dan X, dengan tagar seperti #StandWithMexico dan #JusticeForFatima menjadi trending global. Banyak warganet mengecam sikap Nawat karena dianggap merendahkan perempuan dan mencederai nilai-nilai pemberdayaan yang selama ini dijunjung tinggi oleh Miss Universe.

Fátima Bosch tak tinggal diam dalam menghadapi kejadian

Tangkapan layar dari unggahan Instagram Story milik Miss Universe 2024, Victoria Kjær Theilvig, yang menunjukkan dukungan kepada Miss Universe Meksiko 2025, Fátima Bosch. (instagram.com/victoriaakjaer)

Usai kejadian, Bosch menyampaikan pernyataan kepada media dan menegaskan bahwa dirinya tidak akan diam menghadapi perlakuan tersebut.

“Dia (Nawat Itsaragrisil) memanggil saya bodoh karena punya masalah dengan organisasi saya, dan itu tidak adil,” ujar Bosch. “Saya di sini melakukan yang terbaik dan berusaha bersikap baik. Dunia harus melihat ini, karena kami adalah perempuan berdaya. Tidak ada yang bisa membungkam suara kami.”

Dukungan deras pun mengalir dari sesama peserta. Miss Universe 2024, Victoria Kjær Theilvig dari Denmark, turut menulis pesan dukungan lewat Instagram Story-nya, “Berdiri untuk diri sendiri tidak selalu mudah, tapi itulah bentuk kekuatan dan harga diri yang sejati.”

Kecaman dari organisasi dan publik global

Gelombang kritik meluas hingga ke lembaga nasional. Miss Universe Mexico Organization mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebut tindakan Nawat tidak dapat diterima dan menegaskan bahwa tidak ada perempuan di dunia yang pantas dipermalukan.

Sementara itu, Miss Universe Organization (MUO) memastikan bahwa seluruh agenda kompetisi akan tetap berjalan sesuai rencana, namun mereka telah mengirim tim khusus ke Thailand untuk menjamin keamanan dan profesionalisme di lokasi acara. CEO MUO, Mario Búcaro, ditunjuk untuk memimpin delegasi tersebut dengan misi mengambil alih kendali acara dan memastikan lingkungan yang aman bagi seluruh kontestan.

Permintaan maaf Nawat Itsaragrisil

Presiden Miss Grand International (MGI), Nawat Itsaragrisil. (instagram.com/nawat.tv)

Menanggapi badai kritik yang muncul, Nawat telah menyampaikan permintaan maaf terbuka melalui siaran langsung di media sosial tanpa menyebut nama Bosch secara langsung. Kala itu, ia tengah mengalami tekanan besar serta kurangnya dukungan dari beberapa pihak dan delegasi.

Meski demikian, ia disebut tetap berkomitmen menjaga profesionalisme, kualitas penyelenggaraan, dan kesejahteraan para peserta. Dalam pernyataannya, Nawat juga menyampaikan harapan agar semua pihak dapat bekerja sama mencari solusi terbaik ke depan.

“Jika ada yang merasa tidak nyaman atau tersinggung dengan ucapan saya, saya mohon maaf kepada semua peserta,” ujarnya dalam bahasa Thai.

Ia juga mengklaim telah bertemu dengan pihak Miss Universe Mexico dan perwakilan MUO untuk menyelesaikan perbedaan secara internal. Namun, banyak pihak menilai pernyataan tersebut belum cukup untuk memulihkan reputasi maupun kepercayaan publik terhadap penyelenggara lokal.

Raúl Rocha angkat suara

Puncak perhatian terjadi ketika Raúl Rocha Cantú, pengusaha asal Meksiko sekaligus presiden Miss Universe Organization melalui Legacy Holding Group USA, akhirnya angkat bicara pada Selasa malam. Dalam pernyataan resmi yang dibagikan kepada media dan para delegasi, Rocha menyebut insiden itu sebagai bentuk penghinaan dan penyalahgunaan kekuasaan, serta menegaskan dukungan penuhnya kepada semua peserta Miss Universe 2025.

“Saya tidak akan membiarkan nilai-nilai penghormatan dan martabat terhadap perempuan dilanggar,” ujar Rocha. “Nawat telah lupa arti menjadi tuan rumah yang sejati.”

Ia juga mengonfirmasi bahwa dirinya telah memerintahkan penghentian Sashing Ceremony untuk mencegah kontak lebih lanjut antara Nawat dengan para kontestan. Partisipasi Nawat dalam acara resmi Miss Universe disebut akan sangat dibatasi, bahkan kemungkinan ditiadakan sepenuhnya.

Rocha juga menegaskan bahwa CEO Mario Búcaro telah diberi mandat untuk mengeluarkan pernyataan korporat mengenai langkah hukum dan kontraktual yang akan diambil terhadap pihak yang terlibat.

“Cukup, Nawat. Setiap perempuan di dunia pantas dihormati,” tegasnya. “Yang seharusnya bersinar hanyalah para delegasi kami, tidak ada yang berhak mencuri cahaya mereka.”

Ketegangan internal dan bayang-bayang skandal sponsor

Miss Universe Meksiko 2025, Fátima Bosch. (instagram.com/fatimaboschfdz)

Insiden ini juga menyingkap gesekan internal antara pihak MUO dan penyelenggara lokal di Thailand. Media setempat melaporkan adanya perbedaan pendapat berkepanjangan mengenai pengelolaan sponsor dan aktivitas promosi, termasuk dugaan pelanggaran hukum terkait syuting iklan di hotel peserta.

Pihak berwenang Thailand disebut telah membuka penyelidikan atas dugaan pelanggaran iklan daring (online casino) yang sempat menodai citra ajang bergengsi tersebut. MUO membantah keterlibatan dan menegaskan akan bekerja sama dengan otoritas setempat.

Beberapa laporan juga menyebut bahwa perbedaan pandangan soal promosi sponsor dan otonomi peserta menjadi pemicu awal ketegangan di balik layar. Meskipun situasi kini dilaporkan berangsur kondusif dan seluruh peserta kembali mengikuti agenda resmi, insiden ini meninggalkan pertanyaan besar tentang keseimbangan antara disiplin organisasi dan penghormatan terhadap martabat perempuan.

Dengan malam penobatan dijadwalkan pada 21 November di Bangkok, Miss Universe 2025 kini menghadapi ujian terbesar dalam sejarah modernnya. Di bawah kepemimpinan baru, organisasi ini dituntut untuk membuktikan bahwa nilai empowerment dan respect terhadap perempuan harus menjadi komitmen yang nyata.

“Nilai-nilai martabat dan penghormatan tidak bisa dinegosiasikan,” tutup Rocha. “Miss Universe harus tetap menjadi panggung bagi perempuan untuk bersuara dan berjalan dengan tegak.”

Editorial Team