Mega proyek selanjutnya berasal di negara tetangga, Malaysia. Demi memanfaatkan tanah reklamasi di empat pulau buatan, Malaysia menciptakan kota metropolis hijau futuristik, Forest City.
Pembangunan ini tentu menggiurkan para investor lantaran lahan reklamasi ini berdekatan dengan Singapura. Pengembang telah menghubungkan Forest City dan Singapura melalui jembatan penghubung kedua, mengurangi jarak antar kota menjadi hanya 20 menit.
Sekitar US$100 miliar digelontorkan untuk pembangunan Forest City, dan diharapkan selesai pada tahun 2035. Namun, usaha yang sangat ambisius ini bukannya tanpa tantangan. Sejumlah hambatan ekonomi dan politik sudah menghambat kemajuannya.
Salah satu yang terjadi adalah hampir 80% pemilik properti Forest City adalah warga negara Tiongkok yang juga merupakan investor terbesar di proyek ini, membuat penduduk asli Malaysia khawatir. Lalu, sejak bergantinya perdana menteri baru, Mahathir Mohamad melarang orang asing membeli properti di Forest City.
Kebijakan baru tersebut bagai pisau bermata dua. Akibatnya, banyak orang asing yang mulai meninggalkan kota, sehingga memperlambat investasi prospektif.
Jadi, pada awal tahun 2020, kurang dari 500 orang tinggal di proyek-proyek perumahan, yang merupakan jumlah sangat kecil, mengingat Forest City menargetkan untuk 700.000 orang.