"Twitter, do your magic..."
Bela, pasti kamu sudah tak asing lagi bukan dengan kalimat tersebut? Biasanya, kalimat itu digunakan oleh warganet untuk meminta bantuan demi menyelesaikan masalah mereka. Bukan hanya kalimat, lho. Ungkapan tersebut beberapa kali mampu menggerakan dan membuat perubahan yang signifikan karena kekuatan warganet di media sosial.
Sebut saja kasus pelecehan seksual di KPI yang bisa begitu booming berkat bantuan warganet, kontroversi kaburnya selebgram Rachel Vennya yang mangkir dari karantina pasca dari luar negeri, hingga boikot Saipul Jamil untuk tidak lagi tampil di televisi. Semuanya dapat begitu perhatian dari pihak terkait berkat kekuatan media sosial.
Bukan hanya masalah kasus, gerakan-gerakan positif lainnya juga dapat tersampaikan dengan baik karena bantuan dari warganet di media sosial. Mulai dari gerakan #MeToo yang mendukung korban pelecehan seksual, gerakan #TidakAtasNamaSaya untuk melawan perilaku anarkis yang selalu membawa-bawa nama agama, hingga gerakan #SahkanRUUPKS demi melindungi hak perempuan dan korban pelecehan seksual.
Berbicara soal gerakan dan aktivisme di media sosial yang begitu booming, seorang penulis sekaligus gender equality campaigner, Kalis Mardiasih membagikan tips bagaimana caranya memulai gerakan melalui media sosial. Di acara tahunan Indonesia Writers Festival 2021, Kalis menyampaikan empat hal penting yang harus kita perhatikan agar tulisan kita di media sosial mendapat perhatian warganet dan tepat sasaran.
Apa saja hal-hal tersebut? Simak selengkapnya berikut ini.
