Kita mulai membahas kedua sistem penilaian ini dari sudut skala angka yang dipakai, ya. Jika pada jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA memakai skala 1-100, nilai IP dan IPK justru menggunakan skala 0.00 - 4.00. Baik IP dan IPK saling berkaitan satu sama lain.
Nilai IP nemiliki peranan penting dalam mempengaruhi penilaian IPK di akhir studi perkuliahan. Selain itu, nilai IP nantinya menjadi penentu Sistem Kredit Semester (SKS) atau jumlah mata kuliah yang bisa kamu ambil pada semester selanjutnya.
Sebagai gambaran, Popbela akan menjabarkan contoh simulasi jumlah SKS yang boleh diambil pada semester berikutnya. Data dibawah ini diambil program Sarjana Universitas Padjadjaran.
- IPK 3,00–400 = 24 SKS
- IPK 2,50–2,99 = 21 SKS
- IPK 2,00–2,49 = 18 SKS
- IPK 1,50–1,99 = 15 SKS
- IPK 0,00–1,50 = <12 SKS
Sementara itu, IPK didapat dari akumulasi nilai IP dari seluruh semester yang telah dijalani. Oleh karena itu, IPK juga berperan sebagai patokan utama dalam mempengaruhi predikat kelulusan seorang.
Tapi perlu digarisbawahi bahwa setiap kampus dan universitas mempunyai ketentuan yang berbeda soal predikat kelulusan. Sebagai contoh, berikut adalah predikat kelulusan Program Sarjana, Program Diploma III dan Program Diploma IV Universitas Padjadjaran.
- IPK 2,00–2,75 = Cukup Memuaskan
- IPK 2,76–3,50 = Sangat Memuaskan
- IPK 3,51–4,00 = Dengan Pujian (Cum Laude, Magna Cumlaude, atau Summa Cum Laude)
unsplash.com/HoneyYanibelMinayaCruz
Kendati demikian, nilai IPK yang besar juga tidak bisa menjadi penentu utama seorang mahasiswa bisa lulus dengan gelar Cum Laude. Selain mendapat IPK dengan rentang nilai 3,51 - 4,00, mahasiswa juga harus lulus tepat waktu dan tidak ada nilai C di setiap mata kuliahnya.
Nah, itu tadi apa itu IP dan IPK serta perbedaannya. Semoga penjelasan singkat ini bisa memotivasimu untuk selalu belajar dan meningkatkan nilai perkuliahanmu, ya!