Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
Salinan dari BEFORE_20251013_104250_0000.png
Dok. Popmama / Dimas Prasetyo

Intinya sih...

  • Film horor psikologis terbaru Titi Kamal, Getih Ireng, tayang 16 Oktober 2025

  • Cerita film mengikuti kisah Rina dan Pram yang diteror oleh santet Getih Ireng

  • Titi Kamal ungkap tantangan memerankan karakter Rina dan harapan pesan film tentang kepercayaan dalam hubungan suami istri

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Titi Kamal kembali tampil berbeda lewat film horor psikologis terbarunya, Getih Ireng. Diadaptasi dari utas viral akun X (Twitter) @Jeropoint, film produksi Hitmaker Studios ini disutradarai Tommy Dewo dan dijadwalkan tayang di bioskop 16 Oktober 2025. Menghadirkan deretan bintang seperti Darius Sinathrya dan Sara Wijayanto, Getih Ireng memadukan unsur mistis, teror, dan drama rumah tangga yang intens.

Sebagai Rina, seorang istri muda yang diteror kekuatan gaib, Titi menggali sisi emosional terdalam dari karakter yang “rapuh tapi kuat.” Dalam wawancara eksklusif bersama Popbela, ia bercerita tentang proses mendalami peran ini, tantangan syuting di tengah suasana mencekam, hingga pesan yang ingin disampaikan lewat film tersebut. Simak kisah lengkapnya berikut ini, Bela!

Mengenal sosok Rina di film Getih Ireng

Dok. Popmama / Dimas Prasetyo

Film bertajuk Getih Ireng ini mencuri perhatian publik berkat perpaduan antara horor, misteri, dan konflik batin rumah tangga. Cerita itu kemudian dikembangkan menjadi naskah film oleh Tommy Dewo, sutradara yang dikenal lewat Santet Segoro Pitu dan gaya sinematik realisnya.

Film ini mengikuti kisah Rina (Titi Kamal) dan Pram (Darius Sinathrya), pasangan muda yang baru menikah dan pindah dari Solo ke Wonosobo. Hidup mereka berubah mencekam saat Rina mulai diteror sosok kakek misterius yang hanya bisa ia lihat sendiri. Dari mimpi mengerikan hingga kejadian nyata, teror itu ternyata berkaitan dengan santet Getih Ireng, kutukan kuno yang menyerang darah dan keturunan.

“Awalnya Rina mengira itu cuma halusinasi, tapi ternyata santet itu nyata,” pungkas Titi Kamal dalam wawancara eksklusif bersama Popbela di IDN HQ, pada Rabu (8/10/2025). “Rina hamil, tapi setiap kali itu terjadi, selalu berakhir dengan kehilangan," tambahnya.

Titi Kamal ungkap sisi mistis dan emosional di film Getih Ireng

Dok. Getih Ireng

Bagi perempuan kelahiran 7 Desember 1981 ini, memerankan Rina menjadi salah satu tantangan terbesar dalam kariernya. “Rina itu perempuan yang penyayang dan lembut, tapi menyimpan trauma besar. Dia kuat, tapi di sisi lain juga rapuh,” ujarnya.

Seluruh pemain dibekali lembar karakter (character sheet) yang sangat rinci dari tim produksi—mulai dari latar belakang, sifat, hingga zodiak dan shio. “Rina itu Cancer dan shionya Tikus. Dari situ aku bisa membentuk karakternya—sensitif, penuh empati, tapi punya daya tahan luar biasa,” jelasnya.

Untuk memperkuat karakter, Titi juga berlatih logat khas Wonosobo, khususnya daerah Tambi. “Awalnya agak sulit, jadi aku sampai rekam suara sendiri buat latihan intonasi,” katanya. Namun menurutnya, tantangan terberat justru datang dari sisi emosional. “Ada adegan di mana aku harus menangis histeris di tengah udara 14 derajat di Lembang. Rasanya berat banget, tapi suasananya justru membantu membangun rasa takut yang nyata.”

Soroti chemistry dengan Darius Sinathrya

Dok. Getih Ireng

Getih Ireng juga menjadi reuni manis antara Titi Kamal dan Darius Sinathrya setelah hampir dua dekade. “Kami pernah main bareng di sinetron 'Hantu Jatuh Cinta', jadi ini semacam reuni yang menyenangkan,” kenangnya.

Mereka berdua banyak berdiskusi untuk menciptakan hubungan pasangan yang realistis. “Darius itu profesional dan detail. Kami sama-sama ingin penonton bisa merasakan bagaimana cinta bisa berubah jadi ketakutan ketika komunikasi dalam rumah tangga mulai hilang,” ungkap Titi.

Di balik layar, Tommy Dewo menjadi sutradara yang sangat perfeksionis namun tetap kolaboratif. “Mas Tommy itu detail banget, tapi terbuka dengan ide aktor. Kalau aku merasa belum puas, dia kasih ruang buat take ulang,” ujarnya. Proses syuting berlangsung selama 35 hari di Lembang, Jawa Barat, dengan sinematografi oleh Bagus Risna. Salah satu adegan favorit Titi adalah one-take shot panjang menggunakan kamera handheld. “Berat banget, tapi hasilnya keren banget. Rasanya kayak benar-benar masuk ke dunia Rina,” tambahnya.

Makna dan harapan di balik Getih Ireng

Dok. Getih Ireng

Meski berbalut kisah santet dan teror, Getih Ireng sejatinya menyimpan pesan mendalam tentang kepercayaan dan empati dalam hubungan suami istri. “Film ini bukan cuma tentang hal mistis. Rina dan Pram itu simbol pasangan modern: satu rasional, satu spiritual. Tapi kalau tidak saling percaya, keduanya bisa sama-sama hancur,” ujar Titi.

Ia berharap penonton bisa menemukan makna dari perjalanan batin Rina. “Kadang, kita hanya perlu didengarkan dan dipercaya. Bukan disalahkan,” ucapnya lembut.

Usai Getih Ireng, sosok yang berkarier sekitar 27 tahun di dunia hiburan ini mengaku tengah mempersiapkan dua proyek film baru yang akan tayang pada 2026. “Satu masih bergenre horor, tapi dengan pendekatan berbeda. Satunya lagi justru gabungan antara live action dan animasi—sesuatu yang baru buat aku,” ungkapnya antusias.

Menutup perbincangan, Titi menyampaikan harapannya agar Getih Ireng bisa mendapat tempat di hati penonton Indonesia. “Film ini bukan sekadar tentang ketakutan, tapi tentang kehilangan dan cinta yang tulus. Semoga bisa bikin penonton merinding sekaligus tersentuh,” tutupnya.

Editorial Team