ANTARA FOTO/REUTERS/Sooppharoek Teepapan
Sedangkan di Thailand, para pekerja seks di pusat-pusat hiburan malam dewasa di Bangkok dan Pattaya harus berkeliaran di jalan karena tempat mereka biasa mendapatkan pelanggan terpaksa ditutup. Diprediksi ada kurang lebih 3.000 pekerja seks yang terlunta-lunta karena tidak memperoleh penghasilan.
"Saya takut kena virus tapi saya butuh mendapatkan pelanggan agar saya bisa membayar tempat tinggal dan makan saya," kata Pim, seorang pekerja seks transgender berusia 32 tahun, kepada AFP.
Ia mengaku telah lebih dari seminggu tak mendapatkan pelanggan. Temannya, Alice, mengatakan sebelumnya ia bisa mengantongi Rp4,9 juta sampai Rp9,7 juta per minggu.
"Tapi ketika bisnis tutup, pendapatan saya juga berhenti. Kami melakukan ini sebab kami miskin. Jika kami tak bisa membayar hotel, mereka akan menendang kami keluar," tutur Alice. Sejak Jumat (3/4), Thailand sudah memberlakukan jam malam mulai pukul 22.00 sampai 04.00.
Pemerintah sendiri meluncurkan program bantuan kepada pengangguran selama tiga bulan ke depan. Masing-masing akan menerima Rp2,5 juta. Namun, muncul kekhawatiran bahwa program itu tidak akan mencakup para pekerja seks sebab mereka tak punya bukti formal yang menyatakan telah kehilangan pekerjaan.
Disclaimer: artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "Begini Nasib Pekerja Seks di 4 Negara Saat Wabah Virus Corona"