Mungkin saja tanpa sadar kita juga pernah menjadi individu yang masuk kedalam kategori social loafing. Untuk itu, memahami penyebab terjadinya social loafing sangat penting untuk mengatasi dan memitigasi fenomena ini. Apa saja penyebab social loafing?
1. Kurangnya identifikasi
Keadaan seseorang merasa bahwa kontribusi mereka ketika berada dalam kelompok tidak akan teridentifikasi atau dihargai secara individu, mereka lebih mungkin untuk merasa tidak perlu berusaha lebih keras. Kurangnya penghargaan atau pengakuan terhadap kontribusi individu dalam kelompok dapat mengurangi motivasi.
2. Keterbatasan tanggung jawab
Rasa tanggung jawab individu seringkali terbagi dalam kelompok besar, karena anggota merasa tugas akan tersebar di antara banyak orang. Social loafing terjadi karena individu merasa kurang bertanggung jawab atas hasil tugas kelompok.
Mereka percaya bahwa upaya mereka akan tersamarkan di antara anggota kelompok, sehingga kontribusi individu mereka menjadi kurang signifikan. Jika individu merasa tidak yakin tentang hasil dari upaya kelompok, mereka mungkin kurang termotivasi untuk berkontribusi maksimal.
3. Ketidakjelasan peran
Ketidakjelasan tentang apa yang diharapkan dari setiap anggota tim dapat mengarah pada social loafing. Ini terutama terjadi ketika peran dan tanggung jawab tidak terdefinisi dengan baik.
Tugas yang dianggap tidak penting atau tidak terkait langsung dengan tujuan individu lebih cenderung mengakibatkan kemalasan sosial. Orang cenderung menginvestasikan lebih banyak upaya dalam tugas-tugas yang bermakna secara pribadi.
4. Ukuran Kelompok
Kelompok yang lebih besar lebih rentan terhadap social loafing. Dalam kelompok yang lebih besar, individu mungkin percaya bahwa kontribusi mereka kurang terlihat, sehingga menyebabkan berkurangnya motivasi.