Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Sahamnya Dimiliki Nikita Mirzani, 5 Fakta Perjalanan Bisnis Holywings

Sering dikira restoran ayam goreng

Niken Ari Prayitno

Bar sekaligus tempat hiburan malam, Holywings tengah menjadi sorotan karena salah satu cabangnya di Kemang, Jakarta Selatan mendadak viral setelah video razia protokol kesehatan beredar di media sosial.

Dalam video tersebut, kerumunan jelas terjadi di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah sebagai imbas dari pandemi COVID-19.

Publik pun banyak yang menyayangkan kejadian ini mengingat Holywings merupakan salah satu tempat nongkrong favorit anak muda di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya. Berikut ini fakta-fakta menarik tentang Holywings yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Berdiri sejak 2014

Instagram.com/holywingsindonesia

Mengutip dari situs resminya, Holywings berdiri pada 2014 dan didirikan oleh sebuah perusahaan bernama PT Aneka Bintang Gading. Perusahaan tersebut diketahui memiliki tiga produk, yakni Holywings Bar, Holywings Club dan Holywings Restaurant.

Bentuk fisik Holywings akhirnya berdiri secara resmi pada 2015 silam. Holywings kini telah memiliki cabang di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bekasi, Bandung, Serpong, Surabaya, Medan dan Makassar.

2. Cikal bakal Holywings merupakan kedai nasi goreng

Instagram.com/holywingsindonesia

Co-Founder Holywings, Ivan Tanjaya bercerita tentang awal mula dia dan keempat rekannya mendirikan Holywings dalam program 'MICAN' yang tayang di YouTube resmi Holywings. Ivan sendiri sebelumnya sempat menjalankan banyak bisnis mulai dari menjadi makelar sewa properti ketika kuliah di Beijing, jual beli Polaroid, hingga menjadi distributor mainan.

"Nggak langsung Holywings karena gue nyoba F&B itu namanya Kedai Opa, gue berdua sama Eka (salah satu founder Holywings). Konsepnya nasi goreng, di ruko yang jadi Holywings Kelapa Gading, pertama kali," kata Ivan, seperti dikutip dari IDNTimes.com, Senin (6/9/2021).

Namun, sayangnya kedai nasi gorengnya tersebut hanya bertahan selama tiga bulan. Ivan menyatakan dari segi bisnis, kedainya tersebut gagal untuk bisa dikembangkan.

"Bulan pertama misal Rp100 juta nih, bulan kedua 70, bulan ketiga 50. Langsung kita langkah seribu, makanya ada si Jeki, Marvin, sama Kevin (tiga founder Holywings lainnya)," ujar dia.

3. Ide bisnis Holywings berasal dari sebuah bar di Beijing

Instagram.com/holywingsindonesia

Setelah gagal dengan kedai nasi gorengnya, Ivan lantas berdiskusi dengan Eka untuk mengubah konsep bisnis yang mau mereka jalani. Dari diskusi tersebut, Ivan mendapatkan konsep yang sesuai dengan apa yang dipelajarinya di Beijing, Tiongkok. Konsep tersebut adalah dengan menggabungkan minum sambil makan dan ditemani live music.

"Ada satu tempat yang sebenarnya mungkin gue copy ya, namanya Helen's di Beijing. Ini live music di Tiongkok dan gue lumayan sering ke sana karena klab malam mahal kan, Helen's murah," kata Ivan.

Dari ide tersebut kemudian muncul konsep Holywings yang menjual sayap ayam sebagai camilan utama di samping minuman beralkohol dan performa live music. Adapun menu sayap ayam itu diakui pria kelahiran Toli Toli tersebut merupakan bagian salah satu menu yang ada di Kedai Opa miliknya dulu.

"Chicken wings-nya ini adalah chicken wings Kedai Opa yang gue suka banget dan sekarang nama menunya di Holywings itu kenapa ada nama menu Grandpa, Grandpa Fried Rice dan Grandpa Chicken Wings yang which is itu merupakan menunya Kedai Opa," kata dia.

4. Nama Holywings terinspirasi dari Holycow

Brainstudy.info

Salah satu fakta mengejutkan yang disampaikan Ivan adalah terkait penamaan Holywings. Lulusan Raffles University Beijing tersebut mengakui bahwa nama Holywings terinspirasi dari restoran steak Holycow.

"2015 itu gila, Holycow buka di manapun ramai, full terus keluar Holycrab dan 'Holy Holy' lainnya. Gue bilang udahlah gue kasih nama Holywings nih, at least orang datang dulu dan kejadian," kata Ivan.

Ivan menambahkan, kombinasi sayap ayam dan bir yang dijual dengan harga murah menjadi faktor penarik massa untuk datang ke Holywings.

Awalnya, Ivan memulai Holywings tanpa penampilan musik langsung dan kebetulan pada medio 2014-2015 kehadiran musik langsung tergerus oleh penampilan electronic music dance alias EDM. Namun, hal tersebut tak menghalangi Ivan untuk menghadirkan musik langsung di Holywings. Dia berkaca dengan kesuksesan yang diraih Helen's di Beijing sana.

"Sebenarnya di Helen's itu nggak setiap hari ada live music, cuma tiga hari di Rabu, Jumat, dan Sabtu, tiap tiap tiga hari itu dia ramai. Hari biasa kalau gak ada live band dia mati. Jadi gue bilang yaudah kita coba setiap hari live music, hidup apa nggak nih," kata Ivan.

Kendati demikian, Ivan mengaku kehadiran penampilan musik langsung belum bisa mendongkrak bisnis Holywings. Konsumen yang datang hanya sebatas makan, minum, dan ngobrol kemudian pulang.

Ivan bahkan bercerita ada satu momen yang memaksa dia untuk menyanyi karena ketiadaan penampil di Holywings. Namun, hal tersebut tak membuatnya patah arang dalam membangun Holywings.

"Jadi Holywings tercipta karena gue banget. Gue suka nyanyi, makan, dan minum. Itu tiga hal yang gue suka," tutur Ivan.

Holywings mengalami masa perkenalan yang sepi hanya dua minggu awal karena setelahnya orang-orang mulai ramai datang ke Holywings untuk mencari hiburan musik langsung.

Melihat antusiasme pelanggan yang makin besar, Ivan dan empat rekannya memutuskan untuk membuka cabang Holywings di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Holywings PIK kemudian mendapatkan kesuksesan yang sama dengan di Kelapa Gading. Pada akhirnya, kini Holywings memiliki 18 outlet, termasuk Holywings Kemang dan berbagai outlet lain yang tersebar di kota-kota besar Indonesia.

5. Nikita Mirzani dan Hotman Paris sebagai pemilik saham

Instagram.com/Hotmanparisofficial

Melihat begitu suksesnya restoran Holywings saat ini, membuat Hotman Paris dan Nikita Mirzani tertarik untuk menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut. Pada 7 Mei 2021 lalu, Nikita dan Hotman sama-sama menandatangani perjanjian akta peralihan yang berlangsung di outlet Holywings kawasan Bumi Serpong Damai (BSD).

Baik Nikita maupun Hotman, keduanya sama-sama tidak membocorkan berapa nilai uang yang mereka gelontorkan untuk membeli saham. Yang jelas, kata Nikita, nilainya di atas Rp2 miliar.

IDN Media Channels

Latest from Working Life