Secara konsep dan fungsinya, aplikasi ini memang serupa dengan "TraceTogether" buatan Singapura. Namun, "PeduliLindungi" mengklaim punya teknologi yang lebih canggih dan cakupannya lebih luas dari "TraceTogether".
"Aplikasi ini kerjanya men-trace (lacak), tapi lebih canggih dan lebih luas. Kalau TraceTogether itu kan untuk 700 ribu orang karena penduduk di sana (Singapura) juga sedikit, di kita bisa trace lebih banyak lagi," ujar Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kementerian Kominfo, Ahmad M Ramli.
Sedang dalam tahap pengembangan, Ramli mengatakan bahwa aplikasi "PeduliLindungi" direncakanan akan mulai diuji coba hari ini, Senin (29/3).
"Saya akan koordinasi kesiapan operator, terutama fokus di zona merah," ujarnya.
Nantinya, jika aplikasi ini telah lulus uji dan dianggap siap untuk digunakan massal, maka masyarakat bisa mengunduhnya melalui Play Store.
Setelah digunakan, aplikasi ini akan memberikan peringatan kepada pengguna saat melintasi lokasi-lokasi yang pernah menjadi tempat singgah pasien positif corona. Namun, belum diketahui pasti seperti apakah bentuk peringatannya.
"Setelah diinstal, nanti saat kita jalan ada yang terindikasi COVID-19, kita akan diberi notifikasi, bentuknya nanti kita akan bicarakan, apakah berupa bunyi atau SMS, agar kita bisa menjauh (dari lokasi tersebut)," jelasnya.
Ternyata, aplikasi ini masih menuai kritikan dari beberapa ahli IT. Menurut mereka, aplikasi "PeduliLindungi" ini masih minim jika dilihat dari sisi keterpakainnya. Disayangkan pula bahwa aplikasi ini hanya mampu melacak orang dalam pemantauan dan pasien dalam pemantauan.
"Siapa yang mau pasang (aplikasi)? Kecuali benar-benar ada paksaan. Itu juga konsekuensinya pemerintah harus menyiapkan budget pembelian paket data," ujar Peneliti Keamanan Siber Communication Information System Security Research Center (CISSReC), Pratama Persadha.
Meski dianggap masih minim tingkat keterpakaiannya, pembuatan aplikasi "PeduliLindungi" ini tetap dipandang sebagai langkah yang baik dan ekonomis. Pemerintah bisa mengolah data pasien corona atau COVID-19 di Indonesia dalam aplikasi ini.
"Yang penting harus mengerti apa saja data yang tersedia dan bagaimana memanfaatkannya secara optimal di Indonesia," ujar Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom, Alfons Tanujaya.
Namun, ia juga mengingatkan agar pemerintah melibatkan banyak praktisi seperti di bidang kesehatan, hukum, serta teknologi.
Itulah beberapa fakta "PeduliLindungi", aplikasi untuk melacak pasien positif corona yang dapat memudahkanmu dalam memantau. Tetap Stay safe, ya, Bela!