Sejak awal tahun, PT. Zurich Asuransi Indonesia, Tbk (Zurich) terus gaungkan nilai kebersamaan melalui kampanye #BarengJadiLebih. Sejalan dengan kemauan tersebut, Zurich berkolaborasi dengan platform pendidikan, Inspigo, untuk menginspirasi semangat kolaborasi lebih tinggi pada generasi muda melalui serangkaian kelas bertema "Collaborate to be Great". Melalui pendekatan kolaborasi ini, Zurich juga ingin menghadirkan wajah asuransi yang segar dan relevan dengan semangat dan nilai anak muda.
Kolaborasi ini akan menghadirkan sejumlah kelas inspiratif bersama para mentor ternama dari lintas sektor. Kelas inspiratif ini akan diselenggarakan secara offline pada 12 November di CGV Grand Indonesia. Tujuannya adalah memberikan bekal keahlian dan menekankan pentingnya nilai kolaborasi kepada profesional muda Indonesia sebagai bibit perubahan di masa depan.
Kelas-kelas Zurich X Inspigo akan dilaksanakan pada 12 November 2022 menghadirkan narasumber, antara lain Co-Founder Inspigo Yoris Sebastian, Co-Founder & CEO COTTONINK Carline Darjanto, serta aktor dan creativepreneur Jovial da Lopez.
Bagi Zurich, nilai kebersamaan sudah menjadi hal yang selalu berkelanjutan yang terus diperkuat dan ditekankan. Mereka ingin memperkuat makna gotong royong dan mentransformasi menjadi sesuatu yang relevan dengan tantangan saat ini, yakni kolaborasi.
"Zurich akan terus bersama-sama mengingatkan semua, teman kami, untuk terus menjalin kolaborasi itu. Bagaimana makna kolaborasi itu menjadi sesuatu yang hidup, bagaimana membuat hal-hal biasa menjadi istimewa, hal sederhana menjadi bermakna," ucap Direktur Utama PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk, Edhi Tjahja Negara dalam konferensi pers pada Kamis (3/11/2022).
Ia juga mengatakan bahwa Zurich menjadi asuransi Indonesia yang terpercaya untuk generasi muda yang tengah meraih mimpi-mimpinya. Asuransi ini memberikan peran sebagai reliable partner untuk berkolaborasi.
Co-Founder & CEO Inspigo, Tyo Guritno mengatakan, "Kolaborasi itu bukan hanya kerja sama, ada skill dan teknik yang harus dipelajari juga untuk teman-teman generasi muda."
Di Inspigo, mereka menerapkan prinsip triple win terhadap kolaborasi agar masing-masing pihak mendapatkan value-nya. Dengan berkolaborasi, kita mampu melewati beragam tantangan dengan menghasilkan output yang besar.
Ia juga memberitahukan topik-topik para mentor kelas inspiratif tersebut adalah "Skills Untuk Berkolaborasi" oleh Yoris Sebastian, "The Power of Collaboration" oleh Carline Darjanto, dan "Bagaimana Inject Creativity di Dalam Kolaborasi" oleh Jovial da Lopez.
Carline Darjanto selaku Co-Founder & CEO COTTONINK mengungkapkan bahwa modal yang ia berikan untuk bisnisnya tersebut hanya sebesar Rp500.000 saja. Namun, dengan adanya the power of collaboration, bisnisnya dapat bertumbuh hingga sekarang. Baik modal besar maupun kecil, bisnis Carline bisa sukses sampai saat ini jika mengembangkannya bersama orang-orang yang tepat.
"COTTONINK selalu memilih dan membuat kolaborasi di setiap tahun dengan berbagai pihak, (seperti) desainer Indonesia yang berbakat, game, influencer, bahkan juga ada social collaboration yang waktu itu kita bekerja sama dengan para pengrajin di Nusa Tenggara Timur, di mana kita berusaha untuk bring awareness about social passion. Kita membantu ibu-ibu di Nusa Tenggara Timur untuk mendapatkan kehidupan yang baik juga," ujar Carline.
Kolaborasi bagi COTTONINK merupakan 'senjata' yang bisa membuat sesuatu yang menarik, apalagi memberikan kesempatan kepada para kolaboratornya untuk menyalurkan bahkan belajar dari prosesnya.
Bagi Tyo Guritno, saat ini tantangan sudah banyak, tak lepas oleh waktu seiring perubahan yang begitu cepat. Sebagai individu generasi muda, penting untuk selalu up-to-date dan kehausan mau belajar.
"Kolaborasi itu penting karena kalau kita tetap mikirin sendiri, itu majunya akan lebih pelan, padahal tantangan semakin berat. Punya kemauan untuk belajar, punya kemauan untuk bekerja sama itu sangat penting sekarang ini karena tantangannya bisa dibilang tantangannya sangat besar," kata Tyo.
Sebuah kolaborasi tentu membutuhkan inovasi, tidak bisa terus bergantung dengan orang lain. Dalam membuat karya kolaborasi haruslah sesuatu yang baru dan unik yang membuat customers pasti mengetahui hasil ciptaan tersebut.
Carline mengatakan, “Saya telah merasakan bagaimana kekuatan dan pentingnya kolaborasi dalam mengembangkan bisnis. Selama bergelut di industri fashion khususnya 14 tahun terakhir dengan COTTONINK, kolaborasi merupakan salah satu kunci dari keberhasilan kami untuk terus maju dan tetap relevan di tengah persaingan bisnis.
Saya senang dapat menjadi bagian dari semangat Zurich X Inspigo dan menginspirasi generasi muda untuk mulai berkolaborasi untuk masa depan.”
"Jangan takut istilahnya orang nggak bakal sadar. Orang pasti sadar karena sebuah karya yang kita kerjakan dengan pikiran lima menit sama yang bikinnya lima bulan pasti beda," tambahnya.
Zurich sebagai perusahaan asuransi berkolaborasi dengan semua yang ada, terutama untuk memberikan rasa percaya diri agar customers-nya mencapai potensi terbaiknya. Memang untuk meraih hal tersebut, perlu membutuhkan proses. Akan tetapi, sebelum memulainya kita harus memiliki sifat confidence. Dalam perjalanan yang panjang itu yang tidak instant success, kita juga membutuhkan peace of mind.
"Di sinilah Zurich, perusahaan asuransi global (dan) terkemuka, kita ingin berkolaborasi. Kita bisa memberikan proteksi untuk personal, keluarga, bisnis, dan semuanya. Inilah tujuan Zurich untuk berkolaborasi dan kami dengan Inspigo, untuk generasi muda butuh sesuatu yang lebih spesifik. Itu tujuan kami untuk berkolaborasi untuk membuat campaign ini jadi sesuatu yang hidup bagi sebagian besar generasi muda di Indonesia," jelas Edhi.
Sebagai generasi muda harus siap adaptasi, maju terus berkolaborasi, berinovasi bersama Zurich yang memberikan rasa percaya diri dan peace of mind.
"Trennya di depan, saya percaya dan semua percaya, akan semakin bagus. Tetapi, tetap harus ada financial literacy yang menyertai sehingga anak-anak muda juga bisa mengambil keputusan dengan tepat dalam perjalanan mencapai cita-citanya, mereka bisa berkolaborasi memutuskan asuransi proteksi yang tepat untuk mereka," ungkap Edhi.
Selain kelas-kelas inspiratif yang dilaksanakan secara offline, Zurich X Inspigo juga adakan podcast sebagai edukasi literasi finansial.
Secara prinsip, financial planning mengajarkan kita untuk memilah apa yang untuk investasi, proteksi, dan kebutuhan sehari-hari. Asuransi Zurich mengambil bagian untuk mempersiapkan bagian proteksinya yang begitu penting. Untuk investasinya juga menyesuaikan kebutuhan, profil risiko masing-masing, dan mengelola expenditure sendiri.
"Sesuatu pasti ada aspek finansialnya, tapi kalau direncanakan dengan baik, diproteksi dengan baik, itu akan menuju kemapanan finansial," ucap Edhi
