Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Terlihat Sepele, Ini Bahaya Sampah Sisa Makanan Bagi Lingkungan

Sisa makananmu ternyata dapat membahayakan lingkungan

Audia Natasha Putri

Setiap orang pasti setidaknya pernah menyisakan makanan yang tidak dihabiskan. Entah kekenyangan, bosan, atau rasa yang kurang menggugah selera. Makanan yang tidak dihabiskan itu dinamakan sampah makanan atau food waste.

Tetapi, tahukah kalian bahwa food waste memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan. Food waste merupakan limbah yang dihasilkan dari sampah rumah tangga.

Diperkirakan sepertiga dari semua makanan yang diproduksi di dunia terbuang sia-sia. Jumlah tersebut sama dengan sekitar 1,3 miliar ton buah-buahan, sayuran, daging, susu, makanan laut, dan biji-bijian yang tidak pernah meninggalkan pertanian, hilang atau rusak selama distribusi, atau dibuang di restoran.

Berikut simak 4 bahaya sampah makanan bagi lingkungan!

1. Bisa memproduksi gas metana yang bahaya bagi bumi

Siti Mustiani

Makanan dibuang ke tempat pembuangan sampah, akan menghasilkan metana atau gas rumah kaca yang bahkan lebih kuat daripada karbon dioksida. Mengapa? Dari pembusukan sampah tersebut, gas metana dihasilkan oleh sampah organik di TPA 25 kali lebih kuat. Jumlah  ini bisa mengalahkan polusi karbon dari knalpot kendaraan.

Sekitar 6%-8% dari semua emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh manusia dapat dikurangi jika kita berhenti membuang makanan. Di AS, produksi makanan yang hilang atau terbuang menghasilkan emisi gas rumah kaca yang setara dengan 32,6 juta mobil.

2. Dapat merusak tanah

Ali Imron

Tanah yang digunakan terus menerus untuk produksi pangan dan tidak dirawat dengan baik akan mengalami penurunan produktivitas dan kehilangan kemampuan dalam memproduksi makanan.

Tak hanya itu saja, sampah makanan juga mengancam ketahanan pangan dalam beberapa tahun ke depan. Dengan membuang sampah makanan, maka tanah akan menghasilkan gas metana sehingga dapat merusak struktur tanah.

Mengutip dari cimsa.ui.ac.id, berdasarkan penelitian oleh The Economist Intelligence Unit (EIU) pada tahun 2017, Indonesia merupakan negara kedua penghasil sampah makanan terbanyak di dunia, yaitu sekitar 300 kg tiap per orang. Dengan jumlah sampah makanan tersebut, mampu menghidupi 28 juta atau 11% penduduk di Indonesia.

3. Dapat membahayakan biodervitas

Pexels.com

Dalam memproduksi makanan, tidak kita sadari banyak melibatkan aktivitas. Contohnya ketika bertani, proses membajak sawah menggunakan traktor yang memerlukan bahan bakar minyak bumi. Atau dalam memproduksi makanan siap saji, pabrik menggunakan mesin yang dapat menghasilkan polusi.

Hal ini bisa disimpulkan bahwa ketika kita membuang makanan, kita juga turut menyia-nyiakan minyak bumi yang digunakan dalam proses tersebut. Tak hanya itu saja, penumpukan sampah dan gas metana pada TPA dapat memicu terjadinya bencana ledakan sampah. Hal ini bisa menyebabkan longsor yang tentu memakan korban jiwa.

4. Dapat memproduksi air lindi

Wijaya Kusuma

Air lindi adalah limbah air yang disebabkan oleh air hujan yang mengenai tumpukan sampah. Air lindi merupakan limbah air yang berbahaya karena mengandung unsur logam berat, seperti timbal, besi, dan tembaga.

Akumulasi air lindi yang tinggi dapat menyerap di pori-pori tanah.Apabila tidak diolah dengan baik, air lindi akan meresap ke tanah dan mencemari air minum.

Hal ini tentu sangat merugikan karena air tanah merupakan sumber air paling utama bagi masyarakat Indonesia. Tak hanya mencemari air, air lindi juga dapat mengubah struktur air yang menyebabkan matinya ekosistem yang terdiri flora dan fauna.

Pexels.com

Itulah bahayanya sampah sisa makanan bagi lingkungan. Karena itu, mulailah kita menjaga lingkungan dari hal kecil, seperti tidak membuang-buang makanan.

Di samping itu, angka kelaparan di Indonesia juga masih cukup tinggi. Karena itu, dalam membeli makanan harus lebih bijak. Kita harus menjadi pembeli yang cerdas, membeli bahan makanan yang dibutuhkan saja. Agar tidak terbuang sia-sia.

IDN Media Channels

Latest from Working Life