Ada Detektif Cinta, Ini 7 Profesi Tidak Lazim di Tiongkok

Citra hacker yang merugikan dan mengganggu keseimbangan lingkungan dunia maya, membuat profesi ini cukup ditakuti dan dianggap sebagai kejahatan siber. Tapi jangan salah, Pemerintah Tiongkok justru rela menggelontorkan dana besar demi menggaji para hacker negara untuk bekerja di instansi pemerintahan.

Bukan hanya sekadar merusak, para hacker ini juga bertugas menjaga keamanan siber negara, mulai dari politik hingga kepentingan militer. Biasanya disebut dengan ethical hacker. Tapi dalam segelintir situasi, para hacker ini juga ditugaskan sebagai pasukan peretas untuk berbagai misi kejahatan siber.

Mayoritas target kejahatan siber ini adalah Amerika Serikat yang menjadi "musuh bebuyutan" Tiongkok. Tak bisa diremehkan, kemampuan para peretas ini tak hanya sebatas meretas jaringan komputer dan mendobrak keamanan siber berlapis saja. Mereka bahkan bisa mendapat akses email, dokumen, password pengguna, kode verifikasi, dan rincian penerbangan.

Dari namanya saja, sudah jelas pekerjaan ini dianggap melewati batas nilai kemanusiaan. Nyatanya profesi ini adalah hal yang legal di Tiongkok. Biasanya para pemanen organ tubuh merupakan dokter ahli bedah yang sudah berpengalaman.

Sedangkan bahan transplatasinya sendiri berasal dari organ tahanan yang dihukum. Namun dalam beberapa kasus, mereka juga mengambil organ milik jasad pasien yang meninggal (yang tentunya sudah mendapat izin dan persetujuan dari keluarga si jasad dahulu). Pekerjaan ini hadir sebagai bentuk solusi Pemerinta Tiongkok atas kebutuhan transplatasi organ yang membeludak, hingga 300.000 pasien setiap tahunnya.

Sayangnya, ada beberapa oknum dokter yang secara tersembunyi mencuri organ para pasiennya karena tergiur dengan nilai jualnya yang fantastis. Jaringan organisasi yang kuat serta pengaruh orang penting di belakangnya, kerap membuat praktek pemanen organ tubuh ilegal ini sulit untuk diketahui keberadaannya.

Bukan, pekerjaan ini tidak diperuntukkan untuk manusia. Melainkan profesi ditujukan untuk para panda di Tiongkok. Sistem monopoli yang kuat atas kepemilikan panda menjadi alasan Pemerintah Tiongkok menyewakan para panda ini untuk tinggal di kebun binatang di seluruh dunia. Penyewaan biasanya berlangsung selama 10 tahun dan sering kali diperpanjang setelah masa sewa berakhir.

Para panda ini tak hanya dibayar dengan kualitas makanan bergizi dan fasilitas kesehatan yang membuat mereka tetap sehat. Tetapi juga mendapat "gaji fantastis" hingga US$ 1 juta per tahunnya untuk setiap panda raksasa yang disewakan.

Tapi tentunya, gaji tersebut tidak masuk ke kantong si Panda ya, Bela. Melainkan dialihkan sebagai pemasukan dana bagi Pemerintah Tiongkok untuk merawat konservasi asli koloni panda di sana.

Impian bagi semua orang untuk mendapat uang banyak tanpa harus bekerja. Angan-angan ini ternyata bukan omong kosong belaka saja. Nyatanya, Pemerintah Tiongkok telah mempekerjakan 160.000 karyawan hantu yang kebanyakan adalah anggota keluarga mereka sendiri. Mereka yang berprofesi sebagai karyawan hantu akan menerima gaji untuk posisi kosong di suatu perusahaan atau instansi pemerintah. Mereka tidak bekerja dan tak menjalankan tugas sebagaimana karyawan pada umumnya.

Bahkan, pekerjaan hantu dengan bayaran tertinggi diberikan kepada putra kepala Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Tiongkok. Meski tak pernah masik kerja, Ia menerima gaji bersih sebesar USD$195.000 atau sekitar Rp3,05 miliar. Tidak ada yang berani mengadukan keanehan ini karena takut kehilangan posisi pekerjaan mereka.

Akhir-akhir ini Pemerintah Tiongkok memakai jasa pengunjuk rasa bayaran untuk menghadapi demo protes dari 100 ribu warga Tiongkok yang memadati jalanan di Hong Kong yang menuntut demokrasi. Pekerjaan yang berkaitan dengan pemerintah ini bertugas untuk melawan protes dari unjuk rasa tersebut.

Saluran berita BBC telah menginvestigasi lowongan pekerjaan. Di mana secara diam-diam, mereka menangkap perekrutan beberapa pengunjuk rasa palsu melalui rekaman video. Usut punya usut, sebagian besar pelamar direkrut dari distrik miskin di sekitar Hong Kong.

Mereka dibayar hingga HK$800 atau sekitar Rp1.573.000 dan ditunjuk oleh pemerintah untuk memadati tempat kejadian demonstrasi belangsung. 

Buzzer menjadi salah satu pekerjaan di era modern yang berkaitan erat dengan pemerintah, komunitas dan perusahaan bisnis. Mereka yang bekerja sebagai buzzer akan dibayar untuk mempromosikan, mengkampanyekan atau menyuarakan sesuatu.

Selain di Indonesia, pekerjaan ini juga cukup populer di Tiongkok dengan nama tentara 50 cent.  Lowongan ini ternyata tak pernah sepi peminat dan setidaknya ada 300.000 orang yang bertugas untuk mengirim komentar positif akan pemerintah Tiongkok pada artikel-artikel yang relevan.

Sesuai namanya,  tentara 50 cent mendapatkan sekitar 50 sen pada setiap posting yang dibuat. Komentar yang diberikan para buzzer Tiongkok ini berfungsi untuk menyetir opini publik dan menutupi komentar asli atau artikel yang mengkritik pemerintah Tiongkok. Cara mereka bekerja adalah dengan membanjiri kolom komentar dengan serangkaian opini yang terencana dengan baik, mengikuti buku panduan komentar. 

Siapa bilang detektif hanya bertugas untuk menyelidik kasus berat seperti politik, korupsi, perdagangan gelap, dan pembunuhan? Di Tiongkok, detektif juga menginvestigasi rekam jejak percintaan dan mencari tahu ketulusan dari pasangan seseorang.

Para detektif cinta ini lazimnya direkrut oleh orang-orang kaya yang menguasai pemerintah (plutokrat) di Tiongkok yang ingin mengetahui ketulusan pasangannya. Dalam tugasnya, para detektif asmara ini akan menelusuri seluk beluk dari gebetan atau pasangan dari orang kaya tersebut. Serta memastikan apakah mereka benar-benar mencintainya atau hanya menginginkan harta saja.

Tertarik untuk melamar pekerjaan di atas, Bela?