Tamil diyakini sejarawan sebagai pendatang dari sebuah kerajaan bernama Chola yang kini menjadi teritorial India. Awal mula perlakuan diskriminasi yang mereka terima tak jauh berbeda dengan orang Rohingya. Saat mereka baru datang ke Sri Lanka pun, aroma konflik mulai tercium.
Hal ini diperkeruh dengan kedatangan koloni Inggris yang memberi mereka keistimewaan karena kepiawaian berbisnisnya. Selain itu, orang Tamil juga memiliki kekerabatan dengan bangsa-bangsa India di India, Singapura, dan Afrika Selatan yang saat itu juga berada di bawah koloni Inggris.
Etnis Sinhala yang menjadi mayoritas pun membalikkan keadaan saat Sri Lanka merdeka. Bisnis orang Tamil banyak yang dilemahkan. Akses pada pekerjaan dan pendidikan pun dipersulit. Mereka yang masih mendiami sebagian wilayah India membuat mayoritas warganya memeluk agama Hindu, berbeda dengan orang Sinhala yang beragama Buddha.
Orang Tamil bukannya tak pernah berusaha membentuk negara sendiri. Sayangnya, ide tersebut justru menimbulkan konflik bahkan di kalangan orang Tamil sendiri. Mereka ingin membentuk negara independen Tamil Eelam. Namun, sebuah kerusuhan terjadi karena keinginan kelompok bernama Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE) untuk menjadi pemimpin pembentukan Eelam Tamil. Mereka melakukan cara-cara kekerasan yang menyasar sesama Tamil sendiri di Kolombo pada 1983.
Konflik ini akhirnya membuat Sri Lanka ikut turun tangan. Mereka mengklaim berhasil membunuh pemimpin LTTE. Namun, hal ini juga menimbulkan persekusi tanpa bukti pada orang-orang Tamil yang dianggap mencurigakan atau terlibat dalam LTTE yang dilakukan orang Sinhala. Hingga kini, orang Tamil hingga budayanya pun terpinggir karena kebijakan yang dibuat orang Sinhala.
Nggak terbayang, deh, bagaimana rasanya saat hak paling dasar makhluk hidup kita dirampas seperti orang-orang dari keenam etnis di atas. Kita doakan semoga segera ada jalan keluar terbaik untuk semua pihak, ya, Bela!
Disclaimer: artikel ini sudah pernah tayang di laman idntimes.com dengan judul "6 Etnis Minoritas yang Paling Sering Dipersekusi di Dunia" yang ditulis oleh Dwi Ayu Silawati