Tantangan yang dihadapi Prambors dari masa ke masa, memahat dan membentuk pemahaman wadyabala Prambors untuk menentukan strategi menghadapi tantangan selanjutnya.
Misalnya, pada tahun 70-an, musik di Prambors diseleksi; tidak boleh memuat kritik. Namun, komunitas pendengar Prambors melesat pesat, didominasi anak muda, sehingga lagu dan materi siaran kian disesuaikan bagi generasi muda. Prambors kemudian berkembang dengan menghadirkan kaset kompilasi, hingga acara offline Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors (LCLR) yang menoreh sejarah dan mengubah peta musik pop Indonesia. LCLR melahirkan beberapa musisi hebat seperti Fariz RM, Dian Pramana Poetra, Ikang Fawzi hingga Yovie Widianto.
Era 80-an, Prambors menjaga pendengar dengan menghadirkan kuis berhadiah spektakuler seperti mobil. Hal ini menjadi pionir pada masanya. Sementara era 90-an muncul sandiwara radio super sukses Catatan Si Boy yang jadi trendsetter bagi anak muda seluruh Indonesia dan acara offline seperti Tenda Mangkal dan Prambors Nite.
Medium 2000-an, Prambors turut menjadi saksi kebangkitan musik Indie melalui Riot, yang kemudian menjadi saksi lahirnya berbagai band Indie terbaik Indonesia, hingga program spektakuler Katakan Cinta yang meledak luar biasa. Seluruh program direncanakan untuk melahirkan sesuatu yang baru dan sepenuhnya berbeda bagi pendengar Prambors.
“Hebatnya Prambors adalah selalu melahirkan sesuatu yang baru, dan secara tidak langsung menjadi semacam standar bagi industri radio anak muda di Indonesia,” sebut Nycta Gina, penyiar Prambors.
Selain memutarkan musik hit nomor satu, menghadirkan program yang selalu bersifat kekinian dan cocok bagi anak muda di masanya, Prambors bahkan termasuk salah satu pencipta tren yang merekrut penyiar berdasar karakter atau personality.
"Kalau zaman dulu penyiar lebih banyak yang suaranya merdu atau serak basah yang empuk, saat ini terbuka kesempatan untuk berbagai macam suara bisa menjadi penyiar, seperti suara saya misalnya. Hebatnya, kemudian banyak yang mengikuti formula ini. Untuk itu saya berterima kasih kepada Prambors, karena telah menciptakan tren baru, memberi kesempatan makin luas bagi siapapun menjadi bagian dari Prambors Radio," lanjut Gina, yang kini siaran duet dengan Desta untuk program DGITM (Desta Gina in the Morning).
Pada situasi pandemi yang berawal pada tahun 2020 lalu dan dirasakan berat bagi masyarakat, nyatanya data dari lembaga riset media di Indonesia justru mengungkapkan jumlah pendengar radio mengalami peningkatan hingga setengah juta pendengar. Termasuk Prambors yang terus bertumbuh pendengarnya.