Hak bebas berpendapat terkadang malah disalahgunakan. Mei lalu, seorang warganet bernama Safa terekspos melakukan ujaran kebencian terhadap dua anggota NCT Dream, Jaemin dan Renjun. Ia lalu meminta maaf pada 4 Mei setelah ditegur oleh beberapa NCTZen, sebutan untuk fandom NCT.
Namun, ujaran kebenarannya itu masih berlanjut hingga 18 Mei. Perseteruan ini akhirnya pecah saat sebuah forum di fitur Twitter Space dibuka. Kali ini, Safa bahkan diancam akan dilaporkan ke pihak berwajib karena melanggar UU ITE.
Babak baru konflik ini adalah munculnya seorang warganet berusia 29 tahun yang mengaku sebagai aktivis HAM sekaligus ibu dari NCT Dream. Atas cuitan Safa yang menyinggung "anak-anaknya", ia mengancam untuk membawa kasus ini ke meja hijau. Ia berani melakukan hal ini karena mengklaim sebagai adik seorang polisi hingga punya kenalan dosen yang merupakan kader Partai Golkar, seorang Kapolda, dan seorang advokat.
Bukannya dibela, penggemar 29 tahun itu justru dijadikan bulan-bulanan oleh warga Twitter. Ia dinilai berlebihan oleh para penggemar NCT, bahkan orang awam yang tahu karena perseteruan ini menjadi trending.