Era reformasi Indonesia di tahun 1998 tentu menjadi catatan sejarah penting bagi masyarakat Indonesia. Pada masa itu, kepemimpinan berubah dan kebebasan berpendapat yang tadinya terbatas, perlahan mulai terbuka. Namun, kini meski kita bebas mengungkapkan pendapat dan memberikan kritik, kita dapat saja tersandung kasus hukum tak ubahnya dengan era lalu.
Maka dari itu, sebagai bentuk kritik sosial, Ipoenk mencoba mempertanyakan kembali reformasi 1998 sebagai benang merah dari film ini.
“Film ini kembali mengingatkan dan mempertanyakan kembali tujuan reformasi 98. Harapannya semoga kita semua, lintas generasi kembali mengingat tujuan reformasi 98, salah satunya tentang kebebasan bersuara dalam bentuk film," jelas Ipoenk, seperti dikutip dari rilis yang diterima Popbela.