Nostalgia Malam Minggu yang Manis di The 90’s Festival

Akselerasi Entertainment selaku promotor, sudah mempersiapkan The 90’s Festival selama delapan bulan. Line up yang muncul pun dipilih bukan asal-asalan, mereka membuat survey kepada pencinta musik jadul yang modern. Hasilnya? Band Sheila on 7 dan Padi masih jadi paling diminati untuk tampil. Tapi untuk menghubungi kedua musisi ini kelihatannya tak begitu merepotkan promotor, sebab keduanya memang masih aktif di industri musik. Tantangannya pun tetap ada, Akselerasi mengaku harus melakukan pendekatan dengan band yang sudah lama vacum, salah satunya Wayang.

“Artis yang tampil di event kita memang harus sesuai sengan survey penonton. Adanya Wayang juga karena permintaan penonton. Nah, kita juga harus melakukan pendekatan dengan Wayang karena mereka udah lama vacum. Kami harus dapat izin sama orangtuanya untuk main lagi. Mereka juga minta ditemenin sama kita pas latihan,” cerita Putri kepada awak media saat Press Conference.

Meski harus membuat Akselerasi meyakinkan para musisi, hasilnya tak mengecewakan. Wayang tampil memukau di atas panggung, sesekali sang vokalis bergurau mereka sudah ketuaan dan nyanyi jadi ngos-ngosan. Tapi sebetulnya saat bernyanyi pun tak ada suara sumbang, tetap sama seperti dulu. Mereka tampil maksimal dan membawa penonton mengenang masa lalu, meski Gilang sang drummer tangannya berdarah. “Maklum udah lama nggak main,” ucap vokalis.

Nonton konser musik era 90-an memang momen langka, nggak heran banyak yang mengabadikan serunya acara di depan mata.  Sayangnya masih banyak penonton (yang katanya pencinta musik) berlama-lama mengangkat tinggi handphone mereka bermenit-menit demi merekam video. 

Memang sih, ini momen berharga tapi tingkah seperti ini benar-benar mengganggu penonton lain yang benar-benar ingin menikmati penampilan musisi favorit mereka.    Lucunya, ketika saya memperhatikan para penonton yang gadget savy, mereka malah menonton The Moffats lewat handphone cukup lama, padahal band yang terkenal dengan lagu “I’ll be there for you” terpampang nyata di hadapan mereka, di atas panggung The 90’s Festival”. Well, kalau berpikir positif, mungkin mereka memang benar-benar rindu dan ingin bernostalgia.

Beda generasi, beda pula cara menikmati konser musik. Saat saya datang ke panggung MLD Spot, /RIF yang lagi manggung tampil energik dan masih memesona, para penontonnya lebih banyak menikmati nyanyian /RIF, ketimbang mengeluarkan handphone dan merekam dengan durasi panjang. Sayang juga kan terlalu sering merekam di handphone jadi nggak fokus melihat jogetan lincah khasnya Andy /RIF.

Di atas panggung pun Andy /RIF berterima kasih kepada penyelenggara The 90’s Festival. “Musik sekarang yang ada hanyalah pengulangan, era musik terbaik berhenti di tahun 90. Mudah-mudahan saya nggak salah, apa saya yang sok tahu?” Lanjut Andi Rif.

Tapi Andy tetap menghargai perkembangan musik Indonesia saat ini. “Musik saat ini di seluruh dunia dan Indonesia lebih bervariasi.  Salut buat band muda kita, mereka nggak melupakan akar musik di mana 70’s, 80’s, 90’s is the best music era,” tambah Andy Rif. 

The 90’s Festival yang punya goals ingin memuaskan penikmat musik tahun 90-an memang sengaja mengutamakan musisi lokal dibanding internasional. Memang, di tahun ini Akselerasi sengaja menampilkan dua musisi international, yaitu The Moffats dan Blue (tahun sebelumnya hanya satu musisi internasional). 

Sedangkan musisi lokal memang sudah jadi nyawanya The 90’s Festival, tahun 2018 ini diisi sebanyak 21 penampil lokal, seperti Sheila on 7, Padi Reborn, Iwa K, Sweet Martabak, /rif, Java Jive, Be3, Lingua, Fatur & Nadila, Dian Pramana Putra & Deddy Dhukun (2D), Wayang, Protonema, Kidnap Katrina, Funky Kopral, Bunga, TIC Band, SKET, Bayou, Cheery Bombshell.

Selain pengunjung diajak bernostalgia mendengar lagu, para penonton juga bisa menikmati permainan dan makanan jadul yang dijual di venue JIEXPO. Di sela menanti penampilan musisi yang ditunggu, penonton terlihat menghabiskan waktu bersenang-senang bermain Gamebot, Gameboy dan Nintendo.

Antusiasme penonton bernostalgia dengan menonton Live Music di The 90’s Festival memang membayar kerinduan mereka. Hanya saja, seorang penonton sedikit kecewa ketika menerima fisik tiket yang hanya dari secarik kertas. “Sayang, The 90’s Festival kan acara gede, kok tiketnya kayak gini, bukan gelang. Terus nggak boleh rusak, kan kertas mudah rusak. Padahal kalau gelang bisa jadi kenang-kenangan,” keluh Tria (30) kepada Popbela.

Walau begitu, kekecewaan Tria bisa ditutupi karena bisa menikmati penampilan The Moffats dan Blue. Begitu juga dengan penonton The 90’s Festival lainnya, mereka terhipnotis menyaksikan musisi paling favorit dan panggung utama dipenuhi sesak berkat penampilan Sheila on 7. Ya, band yang selalu dirindukan ini membuat semua penonton bernyanyi bersama tanpa lelah. 

Lalu bagaimana dengan malam minggu mu? Semanis momen The 90’s Festival kah?