Dok. asli via Bored Panda
Melansir dari beberapa sumber, Brother's Home adalah sebuah tempat pusat penahanan di Busan yang beroperasi pada tahun 1970 hingga 1980-an. Kamp ini didirikan untuk menampung para gelandangan dan individu yang dianggap 'mengganggu ketertiban umum' menjelang perhelatan Asian Games 1986 dan Olimpiade Seol 1988. Brother's Home dihuni oleh tunawisma, orang cacat, orang-orang mabuk, orang tanpa identitas, pengemis dan orang yang melawan politik. Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga turut 'ditampung' di fasilitas sosial milik pemerintah itu.
Brother's Home menampung lebih dari 4.300 orang meski hanya memiliki kapasitas untuk 500 orang. Sersan Park In Geun mengelola kamp dari subsidi pemerintah berdasarkan jumlah penghuninya. Seharusnya, para penghuni mendapatkan makanan dan pelatihan kerja yang memadai sebelum dilepaskan setahun kemudian. Namun, mereka malah mengalami penyiksaan, dipukuli, diperkosa, dipaksa bekerja hingga meninggal secara tak wajar.
Lebih dari 657 orang meninggal saat berada di kamp Brother's Home tanpa sepengetahuan keluarganya. Kamp ini pun ditutup pada tahun 1988. Pada 1990, pekerja konstruksi menemukan sekitar 100 tulang manusia di luar fasilitas tersebut.