Minggu, 5 Agustus 2018 lalu Indonesia dihebohkan dengan acara pemecahan rekor tari poco-poco yang diikuti oleh peserta terbanyak di dunia. Sebanyak 65.000 orang dari berbagai kalangan hadir di sepanjang jalan Senayan hingga Monas untuk mengikuti acara tersebut.
Tari poco-poco yang diadakan di area car free day Jakarta tersebut selain untuk memecahkan rekor dunia dan menyambut Asian Games 2018, juga bertujuan untuk memberitahu kepada dunia bahwa poco-poco memang budaya asli Indonesia.
Misalnya saja, ada peserta yang sudah tiba di lokasi dari pagi buta dan harus berjalan cukup jauh untuk mengisi formasi. Selain itu, kurangnya sound system yang membuat peserta nggak mendengar musik poco-poconya pun menjadi kendala tersendiri yang membuat peserta kecewa.
Padahal untuk memperkenalkan poco-poco sebagai budaya asli Indonesia, bukan melalui pencatatan rekor dunia saja. Karena pencatatan rekor dunia tersebut hanya dilakukan satu kali, sehingga kurang memberikan dampak positif bagi banyak orang.
Selain tari poco-poco yang melibatkan 65.000 orang tersebut, ada pula kegiatan pemecahan rekor dunia lainnya yang juga melibatkan banyak orang dan tidak memberi dampak positif. Apa saja?
