Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
203.jpg
Freepik.com

Intinya sih...

  • Sejarah Festival Pertengahan Musim Gugur dimulai dari ritual para kaisar di era Dinasti Zhou lebih dari 3.000 tahun lalu.

  • Pada masa Dinasti Tang, festival ini berubah menjadi perayaan budaya dengan musik, tarian, dan anggur di bawah sinar bulan.

  • Tradisi makan mooncake menjadi simbol solidaritas dan perjuangan sejak masa Dinasti Yuan yang dikuasai Mongol.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap kali bulan purnama menggantung sempurna di langit musim gugur, aroma manis mooncake dan cahaya lentera menjadi tanda bahwa Festival Pertengahan Musim Gugur atau Mooncake Festival telah tiba. Di balik keindahan malam itu, tersimpan sejarah ribuan tahun yang berawal dari ritual para kaisar dan berkembang menjadi momen penuh kehangatan keluarga. Dari istana megah hingga halaman rumah sederhana, festival ini adalah kisah tentang rasa syukur, kebersamaan, dan cinta yang abadi.

Bagaimana sejarah Mooncake Festival ini? Simak selengkapnya berikut ini.

Berawal dari ritual Kaisar di era Dinasti Zhou

ChineseCultureTour.com

Lebih dari 3.000 tahun lalu, sebelum mooncake dikenal, para kaisar di Tiongkok sudah memiliki kebiasaan menyembah bulan. Di masa Dinasti Zhou (1045–221 SM), mereka percaya bahwa menghormati bulan pada musim panen akan mendatangkan keberkahan dan hasil bumi yang melimpah di tahun berikutnya.

Tradisi ini awalnya bukan festival rakyat, melainkan bagian dari upacara kerajaan yang penuh wibawa. Dalam catatan kuno Rites of Zhou, istilah "Mid-Autumn" memang sudah muncul, namun kala itu hanya merujuk pada waktu di kalender, belum menjadi perayaan khusus. Meski begitu, dari sinilah akar Festival Pertengahan Musim Gugur mulai tumbuh, yakni dimulai dari persembahan sakral di bawah cahaya rembulan.

Berubah menjadi perayaan budaya di era Dinasti Tang

DryMortarPlant.com

Memasuki Dinasti Tang (618–907 M), festival ini berubah menjadi perayaan estetika dan budaya. Di antara pesta-pesta megah para bangsawan, malam purnama dirayakan dengan musik, tarian, dan anggur yang dituangkan di bawah sinar lembut bulan.

Menatap bulan menjadi simbol refleksi diri sekaligus ungkapan syukur. Apa yang semula ritual kerajaan, kini mulai dinikmati oleh rakyat biasa. Mereka berdoa untuk panen yang baik, sambil menikmati keindahan malam yang sama seperti para pejabat dan pedagang kaya. Pada masa ini, budaya moon appreciation mulai meresap ke seluruh lapisan masyarakat.

Resmi menjadi festival di era Dinasti Song

ChineseCultureTour.com

Tradisi menikmati bulan akhirnya menemukan bentuk resminya di era Dinasti Song (960–1279 M). Pemerintah saat itu menetapkan tanggal 15 bulan kedelapan dalam kalender lunar sebagai hari perayaan Mid-Autumn Festival. Sejak saat itu, kegiatan menyembah bulan dan berbagi makanan menjadi bagian penting dari budaya Tiongkok.

Keluarga-keluarga berkumpul untuk menghaturkan persembahan dan mengungkapkan rasa syukur. Dalam suasana sederhana, mereka menyatukan hati di bawah bulan purnama yang sama, sebuah simbol keutuhan dan kerinduan bagi mereka yang terpisah jarak.

Hadirnya tradisi makan mooncake di salah satu perayaannya

Freepik.com

Siapa sangka kue bulan yang kini kita kenal punya kisah yang begitu politis? Pada masa Dinasti Yuan (1279–1368), ketika Tiongkok dikuasai Mongol, para pemberontak menyelundupkan pesan rahasia di dalam mooncake untuk menyusun strategi melawan penjajah.

Sejak saat itu, mooncake bukan sekadar camilan manis, melainkan simbol solidaritas dan perjuangan. Tradisi makan mooncake pun melekat kuat dalam setiap perayaan, menjadi jembatan antara sejarah dan rasa. Yakni, menggabungkan makna perjuangan, harapan, dan kebersamaan dalam setiap gigitan.

Perayaan Mooncake di masa kini

Freepik.com

Pada masa Dinasti Ming dan Qing (1368–1912), Festival Pertengahan Musim Gugur mencapai puncak popularitasnya. Perayaan ini bahkan disetarakan dengan Tahun Baru Imlek. Di berbagai daerah, masyarakat menyalakan lentera, menggelar tarian naga api, hingga membakar menara kecil sebagai bentuk doa dan suka cita.

Kini, meski dunia modern membuat tradisi kuno perlahan bergeser, makna festival tetap sama. Sejak dijadikan hari libur nasional pada tahun 2008, masyarakat Tiongkok merayakannya dengan berbagai cara, mulai dari berbagi mooncake, hingga sekadar berkumpul bersama orang tersayang di bawah sinar bulan. Karena pada akhirnya, seperti filosofi purnama itu sendiri, Mid-Autumn Festival mengingatkan kita bahwa meski jarak memisahkan, hati yang saling terhubung akan selalu menemukan terang yang sama.

Itulah tadi sejarah Mooncake Festival. Apakah kamu turut merayakannya?

Editorial Team