Pada tahun 2000 menandai bangkitnya perfilman Indonesia. Langkah ini dimulai dari hadirnya film Petualangan Sherina (2000) yang mampu mendobrak stereotip bahwa bioskop juga ramah untuk anak-anak. Kesuksesan Petualangan Sherina kemudian disusul dengan hadirnya film Ada Apa Dengan Cinta? (2002) yang juga sama-sama disutradarai oleh Mira Lesmana.
Sejak dua film tersebut hadir di bioskop Indonesia, hal ini memacu kreativitas sineas Indonesia lainnya untuk kembali berkarya. Maka dari itu, tak lama setelah Petualangan Sherina dan Ada Apa Dengan Cinta? hadir, film-film Indonesia mulai kembali menghiasi bioskop dan menjadi tuan rumah di negara sendiri.
Baru kemudian pada tahun 2004, FFI kembali digelar untuk pertama kalinya setelah vakum cukup panjang. Hal ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi terhadap pertumbuhan secara kuantitas dan kualitas film Indonesia yang semakin membanggakan.
Meski sempat mendapat protes karena FFI tidak ditayangkan di stasiun televisi lokal, namun kini FFI menjadi ajang penghargaan tertinggi bagi insan perfilman Tanah Air. FFI bahkan menjadi tolak ukur kualitas perfilman Indonesia, sehingga film yang hadir nantinya akan terus lebih baik secara kualitas, sehingga dapat bersaing di kancah global.
Itulah tadi sejarah panjang FFI hingga menjadi ajang penghargaan paling bergengsi bagi dunia film Tanah Air. Kamu sendiri, seberapa sering menonton film Indonesia sebagai bentuk dukunganmu terhadap film lokal, Bela? Tulis di kolom komentar, ya!