Popbela.com/Film Ghost Writer
Selain capek tertawa dan menahan takut, akhirnya saya bisa nonton dengan tenang ketika di pertengahan film. Sebab Naya (diperankan oleh Tatjana Saphira) mulai memahami kenapa sang hantu yakni Galih (Ge Pamungkas) dan Bening (Asmara Abigail) mulai menakuti Naya dan adiknya, Darto (diperankan Endy Arfian), bahkan arwah gentayangan bernama Bening lebih agresif ingin menyakiti Naya dan Darto.
Semua ketegangan dimulai ketika Naya menemukan sebuah diary usang di loteng rumah kontrakan tempatnya tinggal. Ternyata diary itu yang membuat Naya tahu kenapa Galih sang pemilik rumah meninggal karena gantung diri. Setelah mengetahui alur cerita, sebetulnya saya cukup kagum dengan film Ghost Writer ini. Sebab, masih belum banyak film Indonesia yang mengangkat tema mental health issue yang menyebabkan seseorang memutuskan mengakhiri hidupnya. Ya, film ini memang nggak hanya sekedar bikin kamu tertawa geli saja, tapi juga menyentil hati karena sinopsis cerita.
Popbela.com/Film Ghost Writer
Semua orang memang pasti ingin hidupnya bahagia, setiap anak dan orangtua juga punya tujuan membangun keluarga yang bahagia. Tapi Galih, hantu yang mempunyai diary ini merasa hidupnya penuh penyesalan dan tidak bisa merasakan kebahagiaan karena suatu hal. Begitu juga dengan adiknya, Bening. Hantu yang diperankan Asmara Abigail ini dibuat seolah menjadi hantu pemarah dan menyeramkan, karena semasa hidup dan matinya, Bening merasa tak bisa berbuat apa-apa ketika sang kakak membutuhkan kehadirannya.
Apakah Bening gantung diri juga? Well, nggak seru kalau spoiler lagi deh ya, yang jelas ada scene di mana Bening menjelaskan bagaimana pahitnya kehidupan kedua orangtua mereka setelah kehilangan kedua anak kandungnya. Kepedihan orangtua Galih dan Bening yang diperankan oleh Slamet Rahardjo Djaro dan Dayu Wijanto nggak diperlihatkan secara terus menerus dalam film, cukup muncul di beberapa scene dangan mimik dan script yang bisa membuat kita merasakan kesedihan mendalam, sudah sukses bikin saya nangis!
Popbela.com/Film Ghost Writer
Rasanya sayang banget jika melewatkan film Ghost Writer. Selain kita bisa memahami kesedihan orangtua yang kehilangan anaknya, kita juga bisa merasakan seseorang yang lebih memilih mengakhiri hidupnya. Dari film ini kita bisa belajar, bahwa kita nggak bisa menilai rendah dan menyepelekan seseorang yang memutuskan mengakhiri hidup, pula nggak bisa mencibir keluarga yang ditinggalkan.
Benar kata Tatjana Saphira pada wawancara sebelumnya, kalau film Ghost Writer lebih dari sekadar film horor yang lucu. “Mungkin sekilas pure komedi, aku sudah nonton filmnya, the biggest take out adalah tentang keluarga, no matter where you go, no matter what, keluarga jadi yang terpenting dalam hidup. Pesan moral yang disampaikan dalam film ini ialah don’t give up, kalau ada niat jalannya pasti terbuka, asal terus mencari. Lalu, kadang untuk mencapai apa yang kita mau ada yang harus kita korbankan, it’s about letting go dan forgiveness, tapi pesan ini muncul bukan dari karakter aku sih, tapi dari karakter lain yang mencetuskan pesan moral dalam film ini,” kata Tatjana.