Menyusun daftar penampil, diakui oleh tim Synchronize Fest, menjadi tantangan tersendiri setiap tahunnya. Mereka ingin festival ini menjadi rumah bagi seluruh entitas musik Indonesia, dan mengesampingkan radar algoritma sebagai acuan utama. Berangkat dari konsep Saling Silang, ratusan penampil yang terpilih tahun ini merupakan representasi wajah musik Indonesia dan selingkar yang berada di sekitarnya.
Tradisi dan komitmen Synchronize menghadirkan panggung spesial terjaga dengan baik tahun ini. Suguhan eksklusif yang sulit terulang dua kali memberikan pengalaman maksimal dan tak tergantikan dalam merayakan musik Indonesia. Salah satu contohnya ada panggung Centil Era, yang akan menampilkan ikon-ikon musik centil lintas generasi seperti Astrid, Aura Kasih, Citra Scholastika, Shanty, She, Sinta dan Jojo, T2, Duo Maia, serta Naykilla dengan iringan musik dari Oomleo Berkaraoke.
Belasan panggung kolaborasi spesial pun masih menanti. Misalnya saja Haddad Alwi & Opick yang akan menyatukan penonton dengan lagu-lagu religi. Selanjutnya adalah Jakarta Movin & RAPOT Present Putar Kembali Ost. Film Indonesia hingga Nasida Ria & Mother Bank. Tak ketinggalan, ada persembahan spesial Riffmeister: The Legacy of Ricky Siahaan dari Amerta, Burgerkill, Komunal, Stepforward dengan Arian13, Sammy Bramantyo, Edy Khemod, Soleh Solihun, Jill Van Diest, Fadli Aat sebagai host.
“Para musisi menyadari pentingnya menghadirkan konsep spesial di sebuah festival. Banyak banget spesial program justru berangkat dari inisiasi musisinya, seperti Tribute To Gusti Irwan Wibowo datang dari Morad dan Pamungkas, The Adams yang tampil dengan Hornstar Big Band, kemudian konsep Ambon Jazz Rock gagasan Barry Likumahuwa, dan masih banyak lagi lainnya,” ungkap Aldila Karina, Director of Communication Synchronize Fest.
Kolaborasi lain yang juga banyak dinantikan adalah Guruh Gipsy (Guruh Sukarno Putra, Keenan Nasution, Abadi Soesman, Bubi Sutomo, Yoes JF, Raidy Noor, Warman Nasution, Andy /Rif, Irang Arkad, Karisk, Daryl Nasution, Biko Nasution, Peter NL, Kompiang Raka, Gamelan Saraswati, Harry Murti). Dalam sejarahnya, Guruh Gipsy merupakan album rilisan 1977 yang menjadi salah satu prasasti penting dalam perjalanan musik Indonesia modern.
“Guruh Gipsy itu adalah album tonggak musik populer Indonesia. Penting sekali buat perkembangan musik rock Indonesia karena dia berusaha membuat musik relevan saat itu, progressive rock yang bisa digandrungi anak muda, tapi tetap memiliki narasi ke-Indonesia-an,” ungkap David Tarigan, Artist & Repertoire Synchronize Fest.