instagram.com/rickysiahaan
Sejak masih SD, Ricky Siahaan adalah penggemar berat musik rock. Hal itulah yang membuatnya tertarik untuk belajar memainkan gitar. Band-band hard rock favoritnya antara lain Mötley Crüe, Iron Maiden, dan Metallica.
Pada 1995, Ricky baru serius mempelajari alat musik petik tersebut dan membentuk band bernama Chapter 69. Ia melakukannya bersama Deddy Mahendra Desta dan Cliff Rompies, dua teman sekolahnya di SMA Negeri 68 Jakarta. Dari sinilah dirinya mulai bergaul dengan berbagai band dan komunitas yang kerap berkumpul di Poster Cafe. Puppen, band hardcore asal Bandung, menjadi salah satu grup yang dikaguminya.
Pada 1999, Ricky Siahaan ditawari untuk menjadi gitaris Stepforward, band hardcore yang juga ia ketahui dari Poster Cafe. Mereka merilis album Stories of Undying Hope pada tahun 2001. Meski tak terlalu aktif, band ini sesekali menerima tawaran manggung di beberapa festival musik seperti Java Rockin’ Land 2011, Rock In Celebes 2016, dan Synchronize Festival 2019.
Ricky Siahaan paling aktif bersama Seringai, band metal yang ia bentuk bersama mantan vokalis Puppen, Arian13, dan Edy Khemod. Ketiganya sempat membentuk Derai, tetapi tak bertahan lama. Seringai resmi terbentuk pada 2002 dengan tambahan Toan Sirait pada bas yang kemudian digantikan oleh Sammy Bramantyo.
Tak hanya berperan sebagai gitaris, Ricky Siahaan juga menjadi komponis dan produser untuk Seringai. Band ini telah meluncurkan satu album mini, High Octane Rock (2004), serta tiga album penuh, yakni Serigala Militia (2007), Taring (2012), dan Seperti Api (2018). Selain itu, mereka juga berhasil ditunjuk sebagai band pembuka di konser Metallica, band idola masa kecil Ricky, yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno pada 2013 lalu.
Eksplorasi musik Ricky rupanya tak berhenti meski Seringai sudah cukup punya nama. Pada 2006, ia pernah membentuk band metal Deadsquad bersama Stevie Item. Sayangnya, ia memutuskan untuk undur diri karena kesibukannya di luar band.