Tunanetra juga bisa motret. Terdengar aneh atau tidak mungkin? Tapi pernah nggak kamu mendengar kalimat bijak “kita memotret bukan menggunakan mata, tetapi pakai hati” Terdengar klise memang, tetapi quote tersebut benar adanya lho. Buktinya di luar negeri sana, banyak fotografer tunanetra yang mempunyai karya foto dan sudah dipamerkan pula. Lalu bagaimana mereka membidik objek atau subyek jika mereka kehilangan panca indera melihat?
Pada website curatorial.org, mereka mengatakan kalau karya besar itu bukan diproduksi pakai mata tetapi hasil dari sebuah pemikiran. Contoh nyata yang sudah terbukti yakni seperti Beethoven, komposer musik yang sukses di usia 20 tahun namun harus kehilangan kemampuan mendengar di usia 30 tahun, tetapi ia tetap produktif menciptakan musik. Jika awalnya Beethoven menciptakan musik bernada tinggi ketika masih memiliki kemampuan mendengar, namun ketika ia tuli, Beethoven mulai mengaransemen lagu dengan nada rendah, tetapi seiring berjalan waktu ia kembali memasukkan notes tinggi dalam karyanya, dengan keterbatasannya, Beethoven mengaku berkarya dengan cara berimajinasi seolah ia bisa mendengar.
Jika Beethoven tak mampu mendengar namun tetap berhasil menciptakan karya musik dengan cara berimajinasi, sama seperti fotografer tunanetra yang juga mengandalkan naluri sebagai pengganti penglihatan mereka. Buktinya para fotografer tunanetra ini bisa menghasilkan karya foto yang visualnya sangat emosional dan kaya akan konsep.
