Dok. POPBELA.COM / Nindi Widya Wati
Hana Malasan membuka sesi dengan berbagi antusiasme terhadap perannya sebagai Ratu Kalinyamat. Sebagai pendatang baru di proyek sebesar ini, ia menuturkan betapa menantangnya memerankan sosok tersebut. “Memerankan Ratu Kalinyamat membuat saya melihat bahwa keberanian perempuan pada masa lalu—dalam memimpin, mengambil sikap, dan mempertahankan tanahnya—sangat relevan dengan semangat kita hari ini, untuk berani menjadi diri sendiri dan memimpin di bidang masing-masing,” ujarnya.
Glory Hilary kemudian menyampaikan pengalamannya memerankan Christina Martha Tiahahu. Sebagai aktris muda asal Ambon, ia mengaku memiliki kedekatan emosional dengan tokoh perjuangan dari tanah kelahirannya itu. Bagi Glory, karakter tersebut begitu kuat hingga ia merasa tertantang namun penuh energi untuk menghidupkannya. “Christina Martha Tiahahu menggambarkan semangat juang yang membara sejak usia sangat muda… Saya berharap dapat menyalurkan api semangatnya itu melalui pertunjukan ini,” katanya.
Dok. POPBELA.COM / Nindi Widya Wati
Maudy Koesnaedi, yang telah beberapa kali terlibat dalam proyek bertema sejarah, mengungkapkan pendalaman perannya sebagai Nyi Ageng Serang. Ia menekankan bagaimana sosok itu mengajarkannya tentang keteguhan dan strategi seorang pemimpin perempuan. “Nyi Ageng Serang adalah figur yang tak hanya kuat, tetapi juga bijaksana dalam membaca situasi. Saya belajar bahwa kepemimpinan perempuan memiliki kedalaman yang sering kali tidak terlihat di permukaan,” ujarnya.
Setelah itu, Marcella Zalianty menjelaskan bagaimana memerankan Laksamana Malahayati menjadi perpaduan antara tanggung jawab artistik dan rasa hormat pribadi terhadap sosok legenda tersebut. Ia menuturkan, “Laksamana Malahayati adalah legenda. Seorang laksamana perempuan pertama di dunia, pemimpin pasukan Inong Balee, sungguh luar biasa. Tidak hanya memerankannya, saya juga terhormat menjadi produser di proyek ini… Saya ingin menginspirasi perempuan lain untuk menjadi ‘laksamana’ di bidangnya masing-masing.”
Dua pemeran lain hadir melalui pesan khusus. Tika Bravani, yang berhalangan hadir, menyampaikan pandangannya tentang Rasuna Said melalui video, menyoroti pentingnya pendidikan dan suara perempuan. Sementara itu, Isyana Sarasvati yang sedang sakit tetap mengirim salam dan rasa hormatnya terhadap S.K. Trimurti, tokoh yang menginspirasinya tentang keberanian dalam menyuarakan kebenaran melalui tulisan dan seni.