Baskara Putra–nama asli Hindia–menyaksikan sendiri dinamika kehidupan sang kawan dan adiknya yang kerap enggan pulang. Ia lalu menyadari, bahwa fenomena ini banyak terjadi di sekitarnya. Lewat "Kami Khawatir, Kawan", ia menceritakan kekhawatiran penuh empati sebagai orang dewasa kepada para remaja yang emosinya masih bergolak.
Kau bilang tak mungkin kembali
Kami khawatir, kawan
Kau tahu ku tahu
Betapa beracunnya benakmu
Bertahan melawan sumpah serapah di rumah
Bujuk sarat kelembutan pun turut ia lantunkan dalam bait berikutnya. Pernah berada di fase yang sama saat di usia tersebut, Hindia menyampaikan bahwa ada saatnya para remaja bisa keluar dari rumah dengan hati yang lebih lapang.
Percayalah, dengar kami
Banyak yang rindu dan peduli
Kakakmu dan kawan-kawan
Pasti ada waktunya nanti
Kau bayar semuanya sendiri
Tapi tak sekarang, kawan
"Kami Khawatir, Kawan" mungkin mengusung topik yang cukup sensitif. Namun, lagu ini memiliki beat dengan tempo yang cukup cepat sehingga kepala tak sadar ikut mengangguk-angguk kala mendengarkannya.