Dikutip dari Kementrian Keuangan, jenis inflasi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu asal timbulnya inflasi, cakupan pengaruh kenaikan harga terhadap inflasi, dan parah tidaknya inflasi. Berikut adalah jenis-jenis inflasi yang dikutip dari beberapa sumber:
Jenis Inflasi berdasarkan sifat/parah tidaknya:
1. Inflasi Rendah atau Ringan (Creeping Inflation)
Jenis Inflasi Rendah adalah yang kurang dari 10% per tahun. Inflasi jenis ini dibutuhkan dalam perekonomian karena bisa memproduksi produsen untuk lebih banyak memproduksi barang atau jasa.
2. Inflasi Menengah atau Sedang (Galloping Inflation)
Inflasi jenis ini memiliki besar 10-30 % per tahunnya. Tanda terjadinya Inflasi jenis ini adanya kenaikan harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi dua digit. Contohnya seperti 15%, 20%, dan 30%.
3. Inflasi Berat (High Inflation)
Seperti nama jenis inflasi ini. Inflasi berat besarannya juga besar, yakni 30-100 % per tahun. Contoh Inflasi berat yang telah terjadi seperti pada pertengahan dekade 1960-an. Saat itu di Indonesia Inflasi mencapai 600%.
4. Inflasi Sangat Tinggi atau Tidak Terkendali (Hyperinflation)
Inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga terjadi dengan sangat drastis. Hingga mencapai empat digit atau di atas 100 %. Di situasi seperti ini masyarakat tidak akan ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya sangat turun. Maka lebih baik ditukar dengan barang.
Jenis Inflasi berdasarkan asalnya
1. Inflasi dari dalam negeri (Domestic Inflation)
Jenis Inflasi ini terjadi terlihat dari anggaran belanja negara. Timbulnya akibat dari defisit dalam pembiayaan dan belanja negara. Contohnya adalah defisit anggaran dan bencana alam. Untuk mengatasi jenis ini Inflasi adalah dengan melakukan kebijakan ekonomi berupa mencetak uang baru.
2. Inflasi dari luar negeri (Imported Inflation)
Jenis inflasi ini adalah yang terjadi ketika suatu negara bermitra dengan negara lain, lalu negara yang diajak bermitra mengalami Inflasi yang tinggi. Saat ada kenaikan harga di luar negeri atau negara yang menjadi mitra, baik langsung maupun tidak langsung juga bisa berdampak pada kenaikan biaya produksi dalam negeri.
Kenaikan biaya secara bersamaan biasanya juga diikuti kenaikan harga-harga barang. Contohnya adalah kenaikan harga minyak dunia, biaya produksi luar negeri, serta tarif impor yang tinggi.
Jenis Inflasi berdasar cakupan pengaruh kenaikan harga
- Inflasi tertutup, yaitu kenaikan harga beberapa barang tertentu.
- Inflasi terbuka, yaitu kenaikan harga secara keseluruhan.
- Inflasi tak terkendali, yaitu inflasi yang sangat hebat dan terjadi kenaikan harga secara terus-menerus.