Canva.com, edited by Romi Subhan
Salat qabliyah zuhur didasarkan pada kebiasaan Rasulullah SAW yang sering mengerjakan salat sunnah sebelum menunaikan salat wajib. Hal ini berdasar pada hadis berikut.
وَعَنْ عَائِشَة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم كَانَ لاَ يَدَعُ أَرْبعاً قَبْلَ الظُّهْرِ، رَوَاهُ البُخَارِيُّ
Artinya: "Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan empat rakaat sebelum Zuhur." (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 1182]
إِنَّهَا سَاعَةٌ تُفْتَحُ فِيهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَأُحِبُّ أَنْ يَصْعَدَ لِى فِيهَا عَمَلٌ صَالِحٌ
Artinya: "Ini adalah waktu dibukakannya pintu langit. Aku suka jika amalan shalihku naik pada saat itu." (HR. Tirmidzi, no. 478 dan Ahmad, 5: 418. Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini hasan. Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadis ini.)
Hadis ini menunjukkan keutamaan salat 4 rakaat sebelum zuhur. Salat ini biasa disebut pula dengan salat zawal dan termasuk salat rawatib qabliyah zuhur.
Dari Ummu Habibah, beliau mengatakan bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرُمَ عَلَى النَّارِ
Artinya: "Barangsiapa menjaga salat 4 rakaat sebelum zuhur dan 4 rakaat sesudahnya, maka Allah mengharamkan neraka baginya." (HR. Tirmidzi, no. 428; Ibnu Majah, no. 1160. Syaikh Al-Albani menyatakan hadis ini shahih.)