Sejak pagi, JCC sudah ramai dikunjungi. Bagaimana tidak? Mulai dari pukul 09.40 WIB pemegang tiket sudah dapat menikmati sesi-sesi inspiratif. Berkonsep layaknya festival musik, IdeaFest 2022 membagi tiap sesi ke dalam beberapa ruang, seperti Room FLUX, Room TIDE, hingga Room Play.
Sedikit tips untuk mengunjungi acara yang berkonsep festival, penting membaca rundown sebelum datang dan membuat jadwal, sebab dari banyaknya sesi tentu kita tidak dapat mendatangi semuanya, bukan? Dari berbagai Room, hampir seluruhnya selalu full house, bahkan nggak jarang pengunjung rela duduk di bawah sebab kursi yang penuh.
Panitia pun mengizinkan, namun akan menghentikan jumlah pengunjung yang ingin masuk ke dalam Room jika dirasa akan overload, salah satunya saat sesi bersama Nadiem Makarim. Meski tak dapat masuk karena terlambat mengantre, ada banyak sesi lain yang bisa diikuti, kok!
Salah satunya sesi bersama Joko Anwar (Sutradara), Kamila Andini (Sutradara dan Scrrip writer), Rusli Eddy (Content Lead Netflix Indonesia), Wicky. V Olindo (Co-Founder and CEO Screenplay Films) yang dimoderatori oleh Marissa Anita. Berlima mereka membahas mengenai perkembangan industri perfilman di Indonesia yang semakin maju.
Setelahnya, saya melipir ke Room FLUX, Anton Wirjono (DJ & Founder Future10 & Brightspot Mrkt), Hanin Sidharta (Co-Founder Aksara records), dan Wendi Putranto (Co-Founder & Program Director M Bloc Group) berbincang mengenai festival musik yang sedang menjamur di Tanah Air dan bagaimana perkembangan musik gigs saat ini.
Jangan heran jika di sini kamu menemukan berbagai topik yang masih jarang dibahas. Menurut Popbela sendiri, IdeaFest 2022 merupakan ladang untuk kamu yang haus ilmu, mencari koneksi, ingin bertukar wawasan, serta tempat yang tepat untuk menemukan new experience. Jika merasa tarif yang dikenakan untuk tiket masuk cukup mahal, hal ini sebanding dengan apa yang akan kamu dapatkan sepulang dari sini.
Popbela.com/Aisyah Banowati
Di hari terakhir, Minggu (27/11/2022), IdeaFest 2022 turut mengundang Takashi Murakami sebagai international speaker. Ia merupakan seniman kontemporer asal Jepang yang menuntaskan pendidikan untuk mendapatkan gelar Ph.D. di Tokyo University of the Arts pada 1993. Karyanya telah dikenal secara internasional, ia juga terus berkolaborasi bersama nama-nama terkenal seperti Virgil Abloh (Perancang busana) dan Kanye West (Musisi).
Dalam sesi conference bersamanya, Takashi Murakami membeberkan jika Machine56 adalah salah satu seniman Indonesia favoritnya. Ia bahkan membawa majalah karya si seniman asal Bandung tersebut ke atas panggung. Lebih lanjut, ia menambahkan jika seniman dan kreator asal Asia juga memiliki peluang yang besar untuk go international dengan terus belajar, menjadi diri sendiri, dan punya media promosi yang bagus.