unsplash.com/MehdiSepehri
Disebutkan dalam kitab Tadzkirah karangan Imam al Qurthubi, seorang ahli tafsir terkemuka di kalangan Ahlussunnah wal Jamaah, ada kisah tentang Izrail sang Malaikat maut bisa menangis dan tertawa saat akan mencabut nyawa.
Suatu ketika Allah SWT memerintahkan malaikat maut untuk mencabut nyawa seorang pemuda kafir. Setelah mencabut nyawanya dan dibawa ke langit, Malaikat Izrail ditanya oleh para Malaikat yang ia lewati, "Apakah ada yang pernah membuatmu tertawa?"
Izrail menjawab, “Ketika aku bersiap-siap untuk mencabut nyawa seseorang, aku melihatnya berkata kepada pembuat sepatu, ‘Buatlah sepatu sebaik mungkin supaya bisa dipakai selama setahun’. Lalu aku tertawa, karena belum sempat orang tersebut memakai sepatu, nyawanya sudah kucabut.”
Para malaikat pun kembali bertanya, "Apakah kamu tidak pernah sesekali merasa kasihan saat mencabut nyawa ?" Malaikat maut pun menjawab, "Iya, sebenarnya aku pernah merasa iba. Saat itu aku ditugaskan untuk mencabut nyawa seorang ibu yang baru melahirkan putranya di tengah hutan sendirian, aku merasa iba terhadap ibu karena harus berpisah dengan bayi tersebut dan meninggalkannya sendirian di tengah hutan.Aku juga merasa iba terhadap nasib bayi tersebut, karena sendirian di tengah hutan".
Kemudian Malaikat itu kembali bertanya, "Apakah kamu tahu siapa roh yang baru saja kamu cabut ini? dia adalah bayi dari ibu yang kamu ceritakan tadi."
Mendengar hal ini, malaikat maut pun bersujud kepada Allah SWT dan berkata: "Ya Allah, hamba memohon ampun kepadaMu dan memohon terhindar dari makar-Mu. Karena sesungguhnya hanya Engkaulah yang maha berkehendak apakah seseorang hamba akan Engkau jadikan ahli surga atau ahli neraka."
Itulah kisah Malaikat maut, Izrail sang pencabut nyawa, yang diciptakan serupa dengan malaikat Mikail.