Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
MCB_Profile Bilal Indrajaya 2025-68.jpg
Dok. Aksara Records

Intinya sih...

  • Mini album Dua Dunia oleh Bilal Indrajaya rilis, berisi 5 lagu dengan tema kesunyian dan kesenyapan.

  • Lagu-lagu pertama emosional, didedikasikan untuk Ade Paloh. Lagu terakhir terasa seperti romantisasi rasa nelangsa.

  • Produser Lafa Pratomo membantu dalam pembuatan album ini, menjadi menu pelepasan dan penghiburan hati yang luka menurut Bilal.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebuah babak lanjutan dari album Nelangsa Pasar Turi milik Bilal Indrajaya, telah rilis. Bertajuk Dua Dunia, mini album berisikan lima nomor ini—katanya—memiliki nuansa dan tema besar berupa kesunyian dan kesenyapan, dengan gubahan pada masing-masing lagu yang terasa intim dan minimalis.

Apakah saya sepakat?

Tiga nomor pertama yang emosional

Dok. Aksara Records

Lagu “Kaus Kaki Merah” dan “Achir Maret”, jadi nomor orisinal Bilal yang terasa padat akan kesenduan yang berakar dari kerinduan akan sosok Firza Achmar Paloh, atau yang lebih dikenal sebagai Ade Paloh—vokalis band Sore yang wafat pada 19 Maret 2024. Tak hanya mengedepankan ciri khas Ade Paloh yang senang mengenakan kaus kaki merah, Bilal yang dibantu oleh Lafa Pratomo, turut menyelipkan sepotong lirik “Kini kau berholiday” yang dikutip dari lagu Sore berjudul “Apatis Ria”.

“Achir Maret” telah lebih dulu rilis, yang memang didedikasikan untuk Ade Paloh. Kekaguman dan penghormatan Bilal di dua lagu awal ini, membuat lagu ketiga terasa seperti alunan selamat datang di film-film horor Indonesia.

“Bunga Kenangan di Bandung Utara” adalah lagu gubahan Lafa Pratomo yang dibawakan tanpa bumbu apapun oleh Bilal—kecuali perbedaan suara saja. Tapi memang, jika mendengarnya secara berurutan, saya merasa Bilal belum selesai dengan patah hatinya.

Duka dan cinta

“Akhir Pekan yang Hilang” dan “Tanya”, adalah dua gubahan orisinal Bilal yang terasa bagaikan romantisasi rasa nelangsa. Satu fakta menarik, ternyata tembang “Tanya” rampung dalam satu hari saja di saat hari rekaman, sementara "Akhir Pekan yang Hilang" sudah dibuat sejak tahun 2023. Memang keduanya serasi bersanding berurutan, karena seperti hidangan cerita asmara yang tak terlalu pelik untuk menutup album.

Bilal mempercayakan Lafa Pratomo sebagai produser untuk seluruh lagu dalam mini album ini. Sepertinya perkawinan selera keduanya, membuat album ini dapat dirangkum menjadi menu pelepasan dan penghiburan hati yang luka.

Seperti kata Bilal di hearing session album Dua Dunia, “Happynya setelah semuanya rampung, akhirnya ada konklusi perasaan senang. Ternyata setelah dikemas dan didengarkan kembali, menimbulkan perasaan senang.”

Setelah rilis pada hari ini, Jumat (16/5), bagaimana menurut pendapatmu?

Editorial Team

EditorAyu Utami