Pada Jumat Agung, umat Kristiani memperingati hari Tuhan Yesus disalibkan. Yesus mengajarkan banyak orang untuk memiliki kasih dan Ia pun memberikan teladannya. Ia mengajarkan untuk mengampuni semua musuh dan mendoakan mereka yang menyakiti. Ia juga mengajarkan bahwa sukacita ditemukan bukan dari kekayaan atau harta yang dimiliki namun bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan serta manusia dengan sesamanya.
Namun, orang-orang farisi, ahli-ahli taurat, serta orang romawi yang hidup di zaman itu menganggap bahwa ajaran yang dibawakan oleh Yesus sesat dan akan berdampak buruk bagi kehidupan dan ajaran mereka. Akhirnya, mereka bermufakat membunuh Yesus.
Penebusannya itu ia lakukan karena cinta yang besar pada umat manusia. Ia menghendaki supaya semua orang yang percaya padanya dan karya penebusannya mendapat hidup yang kekal serta ditebus dosa-dosanya. Pengorbanan Yesus yang rela dihukum, disiksa, disalibkan, hingga mati, Ia lakukan untuk semua orang karena kasih-Nya, ketaatan pada Sang Pengutus dan menggenapi nubuatan para nabi.
Tak sampai disitu, Yesus Kristus tidak hanya mati di kayu salib dan dikuburkan dalam kubur batu, akan tetapi Ia bangkit pada hari yang ketiga. Ketika para perempuan pergi ke makam lebih awal pada pagi Paskah, mereka mendapati bahwa kuburan tersebut kosong. Kemudian mereka bertemu dengan Yesus yang bangkit, yang mengatakan kepada mereka untuk tidak takut. Para perempuan ini memberi tahu para murid Yesus, kabar baik bahwa Yesus telah dibangkitkan dari kematian, bahwa Ia hidup.