“Kita lebih baik memikirkan harapan yang sejelek-jeleknya untuk kemudian tidak terlalu menemukan kekecewaan,” merupakan salah satu kutipan dalam buku ini.
Bercerita tentang Sri, seorang perempuan yang patah hati karena ditinggal mati oleh tunangannya (Saputro). Cerita berlanjut pada pernikahan Sri dengan seorang anak dari diplomat Perancis yang bernama Charles Vincent. Hubungan yang penuh ombak itu membuat Sri merasa hampa dan nggak bahagia. Pada sebuah perjalanan yang ditempuhnya, dari Saigon menuju Marseille. Sri seakan menemukan kembali bagian jiwanya yang hilang. Ia kembali jatuh hati pada seseorang dalam sebuah kapal.
Banyak orang yang curiga bahwa tokoh Sri nggak lain adalah sang penulisnya sendiri. Karena beberapa plot cerita yang mirip dengan kehidupan pribadi NH Dini. Fakta menarik lainnya, novel ini ditulis dengan kurun waktu yang lumayan cepat yaitu satu bulan pada tahun 1963. Sayangnya, karena beberapa faktor, penerbitannya memakan waktu panjang selama 10 tahun.