Sebelum menjadi kerajaan sendiri, Demak merupakan wilayah kadipaten di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Nama lain dari Demak adalah Bintara atau Glagahwangi. Kadipaten ini juga merupakan hadiah dari Brawijaya V untuk putranya, Raden Patah.
Raden Patah merupakan putra Brawijaya V dengan Putri Champa yang merupakan keturunan China. Ia kemudian belajar Islam kepada Raden Rahmat (Sunan Ampel).
Pada akhirnya, Raden Patah kemudian menikah dengan Nyai Ageng Malaka yang merupakan putri Sunan Ampel. Raden Patah bersama istrinya kemudian mendirikan pondok pesantren yang menjadi permulaan kerajaan Demak.
Bukan dengan cara melawan Majapahit, cara Demak menjadi kerajaan Islam pertama di pulau Jawa adalah dengan mengikuti kemauan penguasa Majapahit. Setelah menyusun siasat, Demak baru menyerang Majapahit setelah dikuasai oleh Prabu Girindrawardhana.
Setelah Majapahit kalah, Demak akhirnya menyatakan menjadi kerajaan Islam. Pada 11 malam 12 Rabiul Awal, Raden Patah juga diangkat sebagai Sultan Demak dengan gelar Sultan Alam Akbar al Fatah.