Instagram.com/hannahalrashid
“Menjadi orang mix culture adalah sesuatu yang cukup membingungkan bagi siapa pun. Mereka pasti punya perasaan yang berbeda, pasti memiliki identity crisis. Di satu sisi, gue not Indonesian enough, di satu sisi gue di tengah-tengah. Memang memiliki mix culture itu sebuah kemewahan, karena gue bisa melihat dua budaya yang berbeda, bisa mengambil yang baik, dan membuang yang jelek,” tutur Hannah.
Aktris yang juga bermain di film “Gundala” ini juga sempat bercerita bahwa di keluarganya, adat istiadat Indonesia yang cukup kental diajarkan oleh sang Ayah yang berasal dari Bugis.
“Gue diajarin harus cium tangan. Makan Indonesian food itu paling enak pakai pakai tangan. Waktu gue umur 4 tahun, gue disuruh ikut kelas gamelan di London. Ikut silat dan nari itu juga diajak bokap yang cukup aktif sama komunitas Indonesia di Inggris. Gue pun jadinya lebih toleran ke budaya, karena datag dari budaya yang berbeda,” cerita Hannah yang lahir di London, 25 Januari 1986 lalu.
“Bukan cuma etnis yang berbeda, agama gue berbeda juga karena mama mualaf dan gue dibesarkan di agama Islam, tapi kalau gue mengunjungi nenek yang beragama Katolik, nenek akan selalu menyiapkan makanan halal. Waktu di Spanyol, gue juga menemani nenek ke gereja dan itu tidak mengurangi iman gue. Gue menghormati dan menyayangi nenek, jadi gue mau menemani dia beribadah. Menurut gue itu sesuatu yang indah ketika kita datang dari keluarga yang mix,” jelasnya.