Berhasil mendaki 7 Summit, tentu jadi hal yang membanggakan bagi Fransiska dan Mathilda. Hidup sebagai warga negara Indonesia dengan cuaca tropis, bukan hal mudah ketika mendaki 7 Summit, khususnya ketika keduanya berhasil berada di puncak gunung Everest yang kadar oksigennya tipis karena super dingin. Lalu gimana seorang perempuan menghadapi kondisi seperti ini?
“Kalau di gunung, saat merasakan kedinginan, cowok suka gengsi kuat-kuatan. Tapi sebagai perempuan, kita kebantu dengan feeling kita, sadar kalau kita nggak bisa. Sadar dengan kemampuan tubuh kita, jadi lebih realistis,” jawab Fransiska.
Mathilda Dwi Lestari pun mengakui kalau intuisi seorang perempuan begitu kuat. “Pendaki gunung didominasi laki-laki. Kita lahir nggak langsung jadi jagoan, butuh latihan. Pengalamanku saat mendaki gunung Everest, ketemu pendaki luar, badan mereka tinggi. Pas lihat kami, mereka kaget. Kalau misalnya mau melakukan sesuatu, membangun ini ada prosesnya, capek dan tangis ngumpul, dan itu nggak mudah, tapi sebagai perempuan, kita punya kapabilitas kok,” jelas Mathilda.
Keempat narasumber di atas cocok banget ya masuk dalam daftar Wonder Women nya versi Indonesia, Bela? Terbukti dong baper atau bawa perasaan itu ada bagusnya juga kok, kadang bikin kita lebih realistis.