pexels.com/Sora Shimazaki
Kewajiban untuk berikhtiar telah difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Ar-Ra'd ayat 11.
...إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ...
innallāha lā yugayyiru mā biqaumin hattā yugayyiru mā bi`anfusihim
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."(QS. Ar-Ra'd:11)
Ayat tersebut menjelaskan apabila seseorang yang menghendaki sesuatu, baik itu rezeki, kesehatan, dan lain sebagainya maka harus dilakukan dengan usaha yang nyata. Hal itulah yang kemudian disebut sebagai ikhtiar.
Selain itu, dalam Al-Qur'an surat Al-Jumu'ah ayat 10, Allah SWT juga memerintahkan hambanya untuk berikhtiar di muka bumi.
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Fa iaā qudiyatis-salātu fantasyiru fil-ardhi wabtaguu min fadhlillāhi wazkurullāha katsīral la'allakum tuflihuun
Artinya: “Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”(QS. Al-Jumu’ah:10)
Ayat yang selanjutnya ini memerintahkan dengan tegas supaya manusia berikhtiar untuk mencari rezeki dan mendapatkan karunia Allah SWT. Jadi, tidak ada alasan untuk berdiam diri dan menuntut semuanya dari Allah SWT.