#IAMREAL: Monica Karina, Berani 'Banting Setir' Demi Capai Cita-cita

Bakat musik Monica bisa dibilang sudah terpupuk sejak kecil hingga akhirnya ia berhasil ditemukan oleh Dipha Barus secara nggak sengaja. Monica menyampaikan saat kecil ia belajar bermain piano klasik dan beralih ke tarik suara ketika menginjak masa perkuliahan.

 "Dari kecil memang sudah suka musik sih. Tapi awalnya, aku memang main piano klasik dulu dan mulai kuliah baru mulai suka nyanyi. Mungkin karena dipengaruhi lingkungan kampus yang ‘nyeni’ banget, aku jadi lebih percaya diri untuk nyanyi. Nah, dari situ aku kenal dengan Cindercella dan dari insta story juga Dipha Barus scouting aku.

Enthusiastic, idealistic, and creative. Rasanya tiga kata ini cocok menggambarkan sosok Monica Karina. Lewat lagunya, skin to skin, karakter Monica ini begitu terasa kuat dan inilah yang membuatnya berbeda dari penyanyi pendatang baru lainnya.

 "I think just being authentic. Menurut aku semakin autentik dan jujur sama karyanya, yah semakin beda. Mungkin di Indonesia nggak begitu banyak musisi-musisi ngulik genre yang aku ulik gitu. Jadi aku excited untuk ajak musisi-musisi lain untuk kolaborasi gitu."

Jika membahas soal genre, Monica mengaku ia bukanlah orang yang suka mengotak-ngotakkan aliran musik. Tapi aliran R&B/Neo-Soul memang jadi genre yang paling nyaman baginya. Inspirasi musik Monica pun berasal dari penyanyi-penyanyi dengan genre yang sama, salah satunya adalah Kehlani. "

As an artist, i feel like she’s very authentic. Dari dulu sampai sekarang, kalau aku dengerin lagunya dia, aku langsung tahu kalau itu dia gitu."

Karakter yang ingin dibawa oleh Monica ini pula tertuang dalam proses pembuatan single solo pertamanya tersebut. 

"Awalnya memang kita rencanakan untuk bikin single yang lebih ‘idealis’ dan waktu bikin musiknya itu kita lagi studio session-nya itu di Bali, jadi memang vibe-nya beda. Nah, kalau dari lirik sih memang personal."

Monica bercerita jika sebelum menekuni profesinya yang sekarang, ia sempat menjadi fotografer dan videografer. Mulai dari jadi fotografer beauty, event, konser sampai membuat film pernah dijalani oleh Monica. Ia mengaku jika kedua hal itu termasuk salah satu hobi dan passion-nya, namun musik memberikan sesuatu yang berbeda baginya. Langkah berani ini pun dilakukannya tanpa memikirkan hasil seperti apa yang akan didapatkannya. 

Singing and music is giving a different sense of feeling. Misalkannya aja hal segampang sehabis karaokean, aku selalu merasa senang banget. Nah, menurut aku tuh pasti semua orang punya satu hal yang identik sama feeling itu. Jadi, if you find it, you wouldn't mind to do it for free. Do something that you wouldn’t mind doing even when you’re getting paid. Betul kita harus mikir panjang, cuma akan lebih baik untuk bisa membedakan mana yang baik untuk dilakukan sekarang dan nanti. Karena kebanyakan orang melewatkan kesempatan karena terlalu banyak mikir padahal yang paling penting adalah mengambil langkah pertama. If you feel like you can do it then take the first step, karena percuma mikir terlalu panjang tanpa mengambil langkah pertama. We are born to survive, so it doesn’t matter what you do pasti akan ada jalannya.

Usaha yang dijalaninya dengan tulus ternyata membawa hasil yang memuaskan. Meski terbilang baru, Monica berhasil mendapatkan beberapa prestasi dan berhasil menjadi nominasi di penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2018, seperti Pendatang Baru Terbaik dan Karya kolaborasi Elektronika. Dari acara penghargaan ini pula Monica berhasil membawa pulang piala dari kategori Karya Produksi Elektronika Terbaik dan Karya Produksi Terbaik. 

Photo credit:

Photographer: Michael Cools

Asst. Photographer: Rahmadina Aina Saraswati

Videographer: Evan Varian

Makeup & Hair: Engelina Inez

Stylist: Ivan Teguh Santoso

Fashion Editor: Michael Richards

Wardrobe: tracksuit SARGI STUDIO

Location: Dharmawangsa Studio