Atlet Karate Tradisional Fauzan (20) dan Sempai (guru -red) Mustafa (42) harus hutang sana sini saat membawa nama Indonesia di Ceko pada 29 Desember 2017 dalam pertandingan WASO World Championship. Tak ada bantuan dana dari Negara. Hal ini karena Karate Tradisional belum diakui sebagai cabang olahraga di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Sang atlet dan pelatih ini pun harus merogoh uang pribadi mereka yang terbatas. Tapi, tak ada yang bisa merobohkan semangat mereka. Demi membawa nama Indonesia di tingkat Internasional, dan kesempatan bertarung melawan Karateka terbaik di Praha, yang postur tubuhnya jauh lebih besar dibanding Fauzan.
Mahalnya mata uang Republik Ceko pun membuat keduanya harus membekali diri dengan membawa ikan asin buatan istri Mustafa, serta mie instan dan kacang yang mereka beli di mini market Bandara Soekarno Hatta. “Uang Rp 1 juta yang kami punya buat belanja makanan untuk di sana, karena di sana mahal dan susah dapat makanan Halal,” ucap Mustafa kepada Popbela. Tak ada gengsi yang muncul ketika harus hidup irit di negeri orang, mereka tetap jadi diri sendiri dan apa adanya. Semangat kedua Karateka inilah yang patut kita apresiasi, dan inilah alasan Popbela memilih Fauzan sebagai sosok yang mewakili millennials dengan semangatnya yang membara, dan memberi contoh kepada millennials lain untuk bersikap apa adanya, sesuai dengan kampanye #IAmReal yang diusung Popbela bulan ini.
Meski persiapan menuju Ceko cukup getir, Fauzan berhasil membawa medali emas ke Tanah Air tanpa ada awak media yang mengabarkan euforia kemenangan Fauzan. Dokumentasi pun hanya berbekal kamera handphone milik Mustafa. Lalu diperlakukan spesial kah mereka ketika di Negeri tercinta?
