Upacara serupa diadakan di seluruh Korea Utara untuk menandai ulang tahun kelahiran mendiang Kim Jong Il. KCNA mengatakan, pejabat senior yang mengunjungi kota Samjiyon mengamati kembang api dan konser musik.
Tayangan televisi negara juga menunjukkan kerumunan warga biasa, yang mengenakan masker dan menonton kembang api. Korea Utara sangat jarang mengadakan perayaan seperti itu di wilayah terpencil.
Perayaan ulang tahun di mana Kim Jong Un menyampaikan pidato kenegaraannya itu dilakukan di kota Samjiyon. Dijuluki "tanah suci revolusi" oleh KCNA, kota pegunungan utara Samjiyon berada di dekat perbatasan dengan Tiongkok dan Gunung Paektu, gunung suci tempat keluarga Kim mengklaim akarnya.
Jarang bagi Korea Utara untuk mengadakan acara kenegaraan tingkat tinggi di kota di kaki Gunung Paektu, puncak tertinggi di Semenanjung Korea. Jadi, ini merupakan momen yang langka. Apalagi, orang yang hadir tampak tidak mengenakan sarung tangan ketika mendengar pidato Kim Jog Un selama 30 menit, sebagai wujud penghormatan.
Sebuah proyek pembangunan besar juga telah berlangsung di Samjiyon, yang menurut Kim Jong Un, melambangkan "kemauan besi" negaranya untuk mencapai kemakmuran. Pemimpin tersebut telah berusaha untuk mengubah kota menjadi pusat ekonomi besar-besaran, dengan membangun apartemen baru, hotel, resor ski dan fasilitas komersial, budaya dan medis.
Proyek ini telah menjadi inisiatif utama untuk mendorong ekonomi “mandiri” di tengah sanksi atas program nuklir dan rudal, dan Kim telah melakukan beberapa kunjungan yang menggembar-gemborkannya sebagai “utopia sosialis” dan “lambang peradaban modern.”