YouTube.com/Caitlin Halderman
Dari keseluruhan film, yang membuat saya salut adalah totalitasnya Rima Melati Adams dalam memerankan sosok Hantu Kebaya Merah. Dalam tingkatan hantu, Hantu Kebaya Merah merupakan hantu yang paling kuat. Kekuatannya ini dibuktikan dengan sangat mudahnya ia memengaruhi manusia yang dikehendakinya.
Hantu Kebaya Merah merupakan legenda yang berkembang di tanah Sunda. Untuk semakin memperkuat karakter hantu tersebut, bukan hanya kostumnya yang sangat Sunda, lengkap dengan kebaya dan kain jarik. Tetapi juga bahasa, latar lagu, dan properti yang digunakan semuanya berbau budaya Sunda. Mulai dari gamelan, rumah, hingga wayang golek.
Untuk memerankan tokoh Hantu Kebaya Merah, Rima harus melewati proses makeup selama lima jam dan menggunakan lensa kontak berwarna putih yang membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas keadaan di sekelilingnya.
Tampilan Hantu Kebaya Merah juga semakin terlihat sangat seram dengan efek CGI yang digunakan sepanjang film. Sebagai film adaptasi game Indonesia pertama, DreadOut berhasil menampilkan visual efek yang canggih. Efek CGI yang digunakan juga terlihat halus tanpa terasa seperti tempelan.
Untuk ke depannya, film DreadOut akan dirilis bukan hanya di Indonesia, melainkan juga secara internasional. “Rencananya film ini, seperti game-nya, tidak hanya akan dipasarkan di dalam negeri, tapi juga akan dipasarkan secara internasional. Untuk itu selain bekerja sama dengan SkyMedia (Screenplay) dan Lyto Game, kami juga akan bekerja sama dengan CJ Entertainment Korea. Semoga film ini tidak hanya sukses di pasar lokal, tapi bisa juga sukses di pasar internasional dan menjadi film karya anak bangsa yang dapat dibanggakan di mata dunia,” jelas Edwin Nazir, produser film DreadOut dalam jumpa pers yang digelar bersamaan dengan gala premier (2/1).