Pernah nggak sih kamu merasa bahwa berbicara keras tentang kebenaran malah bisa membuatmu dibungkam? Di dunia late-night show di Amerika Serikat, hal semacam itu nggak cuma teori karena ini sudah nyata. Di antara yang terbaru dengan kasus ini, ada dua nama besar yang keduanya menghadapi situasi pelik setelah bicara tentang isu-isu sensitif. Siapa saja mereka dan apa saja yang mereka dapatkan setelahnya, simak selengkapnya ya, Bela!
Deretan Host Late Show yang “Diusir” Karena Berani Speak Up!

Intinya sih...
Stephen Colbert dipecat namun menang Emmy
Jimmy Kimmel dihentikan tayangannya setelah kritik politis
Banyak jurnalis kehilangan pekerjaan karena dukungan atau kritik terhadap isu Gaza/Israel-Palestina
Stephen Colbert dipecat namun menang Emmy
Pertama ada Stephen Colbert yang merupakan host dari The Late Show with Stephen Colbert, yang ditayangkan di CBS. Awal mulanya pada Juli 2025 diumumkan bahwa The Late Show akan dihentikan pada Mei 2026. CBS menyebut alasan finansial sebagai penyebabnya.
Namun publik dan media juga menduga ada kaitan antara keputusan pembatalan ini dengan beberapa kritik yang dilontarkan oleh Colbert terutama terkait politik, termasuk pengkritikannya terhadap kesepakatan perusahaan induk (Paramount) dengan Trump dan isu-isu lain.
Meskipun telah diumumkan akan dibatalkan, The Late Show with Stephen Colbert berhasil membawa pulang penghargaan Emmy untuk Outstanding Talk Series di tahun 2025.
Momen ini disambut standing ovation dari penonton dan kawan-kawan sesama host, seakan menjadi pengakuan publik atas nilai dan pengaruh acara tersebut walau masa depannya telah ditentukan.
Colbert dalam pidato penerimanya mengatakan bahwa ia belum pernah “lebih mencintai negaranya dengan begitu mendesak”, sebagai refleksi bahwa kehilangan itu bisa menguatkan komitmen.
Kasus Jimmy Kimmel
Selain Stephen Colbert, ada juga Jimmy Kimmel yang menghadapi nasib serupa setelah berbicara secara kritis soal kematian aktivis konservatif Charlie Kirk. Berikut ini kronologinya:
Dalam beberapa monolognya di Jimmy Kimmel Live!, Kimmel menyebut bahwa kelompok konservatif “MAGA gang” berusaha memanfaatkan kematian Kirk secara politis.
Komentar tersebut memicu reaksi keras, terutama dari pejabat publik. FCC (Federal Communications Commission) yang dipimpin oleh Brendan Carr memperingatkan ada kemungkinan sanksi terhadap ABC (jaringan televisinya).
Tak lama setelah itu, beberapa stasiun lokal ABC, khususnya yang dimiliki oleh perusahaan Nexstar, memutuskan untuk tidak menayangkan Jimmy Kimmel Live! lagi. ABC kemudian mengumumkan bahwa acara tersebut akan ditunda (suspend) tanpa batas waktu yang jelas.
Antoinette Lattouf host dari Australia
Kasus Colbert dan Kimmel bukanlah satu-satunya. Banyak jurnalis, penyiar radio, dan presenter di berbagai media yang kehilangan pekerjaan karena menyuarakan dukungan atau kritik terhadap isu-isu tentang Gaza/ Israel–Palestina.
Salah satu yang cukup menjadi sorotan ada Antoinette Lattouf. Dia merupakan host dari salah satu radio di Australia (masih freelance) yang pecat karena posting sosial medianya yang memuat laporan dari Human Rights Watch tentang Israel menggunakan kekurangan pangan sebagai senjata perang di Gaza. Kemudian pengadilan menyatakan lingkungan kerja melakukan pemecatan yang melanggar hukum.
Namun selain satu nama tersebut ada pula reporter dan editor di berbagai negara yang kehilangan pekerjaan karena ekspresi pro-Palestina di media sosial.
Kisah Stephen Colbert, Jimmy Kimmel dan Antoinette Lattouf jadi pengingat bahwa dunia hiburan ternyata nggak pernah benar-benar lepas dari politik dan kepentingan. Ada kalanya suara kritis harus dibayar mahal dengan kehilangan panggung, bahkan karier yang sudah dibangun bertahun-tahun. Tapi di sisi lain, penghargaan seperti Emmy juga membuktikan bahwa keberanian untuk speak up tetap diapresiasi publik.
Di era sekarang, ketika isu Gaza hingga politik global jadi perbincangan panas, para host ini memperlihatkan bahwa kebenaran bisa saja bikin mereka disingkirkan, tapi suara mereka nggak akan pernah benar-benar padam. Karena pada akhirnya, sejarah sering lebih berpihak pada mereka yang berani bicara.