Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
TOP_1205.jpg
Dok. IDN

Intinya sih...

  • Clafita Witoko sudah mengenal dunia modeling sejak usia 6-7 tahun, dan aktif di usia 12-13 tahun.

  • Ia berhasil menjadi finalis Indonesia’s Next Top Model 2020 sambil menjalani masa koas kedokteran.

  • Clafita juga menekuni profesi dokter hewan sebagai bentuk pengabdian yang berdampak nyata pada kehidupan banyak orang dan makhluk hidup.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

BeautyFest Asia (BFA) 2025 akhirnya tiba di Bandung! Pada Jumat (29/8), Graha Manggala Siliwangi dipenuhi semangat dan antusiasme dari para pengunjung yang ingin belajar lebih banyak tentang dunia kecantikan, fashion, hingga modeling. Salah satu sesi talkshow yang paling ditunggu adalah “Unfiltered: The Reality of Indonesian Model’s Life”.

Dalam sesi ini, Clafita Witoko menceritakan kisah perjalanannya sebagai model Indonesia, termasuk lika-liku di balik gemerlap panggung runway. Tidak hanya dikenal sebagai finalis Indonesia’s Next Top Model 2020, ia juga punya cerita unik tentang bagaimana seorang model bisa meraih mimpi lain menjadi dokter hewan. Cerita Clafita seolah jadi bukti bahwa passion dan profesi bisa berjalan beriringan, meski di jalur yang tampaknya berlawanan.

Penasaran bagaimana perjalanan kariernya? Yuk, simak kisahnya di bawah ini!

Awal perjalanan modeling

Dok. IDN

Banyak yang mengira Clafita baru masuk dunia modeling saat remaja, padahal ia sudah mengenalnya sejak umur 6–7 tahun. Awalnya, Clafita hanya ikut ibunya mengantar sang kakak yang lebih dulu berkarier sebagai model. Sang kakak bahkan sempat bersekolah modeling yang tidak hanya mengajarkan cara berjalan dan berpose, tapi juga etiket serta manner.

Meski baru benar-benar aktif di usia 12–13 tahun, Clafita sudah terbiasa dengan atmosfer dunia modeling. Ia berani ikut casting komersial, iklan TV, hingga audisi.

"Oke. jadi begini, ketika aku masuk ke dunia modeling di umur 6 atau 7 tahun lah. Itu, aku dikasih tau sama mama pas lagi anter kakak. Nggak pernah nyangka, ikut casting aja terus apresiasi diri karena suka model," jelas Clafita di main stage BFA Bandung 2025.

Indonesia’s Next Top Model 2020

Dok. IDN

Puncak perjalanan modeling Clafita datang saat ia mengikuti audisi Indonesia’s Next Top Model 2020. Saat itu, ia sebenarnya sedang sibuk menjalani masa koas kedokteran. Awalnya ragu, ia akhirnya memberanikan diri setelah didorong teman-temannya. Keputusan itu terbukti tepat, karena Clafita berhasil lolos hingga babak final.

"Top 16 sampai ke eliminasi itu aku belajar dari situ semua sebagai pengalaman. Jadi memang prosesnya kadang memang tidak enak ya, tapi aku bersyukur banyak yang dukung sampai aku ada di posisi sekarang," ucapnya.

Tidak hanya mendapat pengalaman besar, Clafita juga mendapat banyak dukungan dari kampus dan dosen. Hal ini jadi bukti nyata bahwa dengan dukungan yang tepat, seorang mahasiswa bisa mengejar mimpi di luar dunia akademis tanpa harus meninggalkan kewajiban kuliahnya.

Dari runway ke ruang praktik dokter hewan

Dok. IDN

Meski sudah punya nama di dunia modeling, Clafita ternyata juga serius menekuni profesi dokter hewan. Inspirasinya datang sejak kecil setelah menonton film tentang kehidupan dokter hewan. Dari sana, ia punya keinginan untuk berkontribusi dalam dunia medis, terutama yang berhubungan dengan hewan.

Profesi dokter hewan sering kali dianggap hanya berkutat pada hewan peliharaan, padahal cakupannya jauh lebih luas. Mulai dari satwa liar, hewan eksotik, hingga peran penting dalam pencegahan penyakit yang bisa menular ke manusia. Inilah yang membuat Clafita semakin yakin bahwa pilihannya tepat, meski terlihat “tidak biasa” bagi seorang model.

"Kenapa bisa tertarik? Em, jadi memang modeling kan tidak sengaja ya? Terus aku terinspirasi dari film tentang dokter hewan. Dari situ aku sadar, profesi ini bukan cuma soal hewan lucu, tapi punya peran penting buat kesehatan manusia juga,” jelas Clafita.

Dua dunia yang digabungkan

Dok. IDN

Kini, Clafita berhasil menyeimbangkan dua dunia sekaligus, yaitu modeling dan dokter hewan. Keduanya memang berbeda jauh, tapi justru melengkapi satu sama lain. Modeling memberinya ruang untuk berkarya di bidang kreatif, sementara profesi dokter hewan menjadi bentuk pengabdian yang berdampak nyata pada kehidupan banyak orang dan makhluk hidup.

Bagi Clafita, modeling dan kedokteran hewan bukan dua hal yang harus dipilih salah satu, melainkan dua jalur yang sama-sama bisa dijalani dengan tekad, disiplin, dan keberanian. Perjalanannya pun menjadi inspirasi bagi banyak orang bahwa mimpi tidak pernah harus terbatas hanya pada satu bidang.

So, Clafita Witoko membuktikan kalau mimpi nggak harus satu jalur. Dari model sampai dokter hewan, semua bisa dicapai asal berani coba, Bela!

Editorial Team