Meski menjalani bisnis sosial, Dea tak menampik ia juga harus memikirkan dari segi keuntungan. Meski begitu, ia tak gelap mata. Dea tetap harus memantau sejauh mana kesuksesan bisnis sosial yang ia jalani. “Karena sosial bisnis yang penting itu kan impact. Revenue penting sih buat bisnis, tapi impact itu harus diukur juga,” ucapnya.
Dampak positif yang harus dirasakan petani kopi Indonesia memang memberi tantangan tersendiri bagi Dea. Apalagi ia juga harus mendidik petani untuk mendapatkan keuntungan lebih. Tak heran kalau Ur-Farm memfasilitasi segala hal yang bisa mendukung produktifitas petani binaan mereka. Mulai dari sepatu boots, terpal hingga kebutuhan lainnya pun akan dipenuhi. Lambat laun, kontribusi Dea terhadap kesejahteraan petani kopi tak tanggung-tanggung, berkat keseriusannya pula, Dea mendapat project dan dana dari pemerintah Amerika Serikat sebesar $15 ribu atau setara Rp229 juta untuk mengatasi limbah kulit kopi yang ternyata membahayakan kesehatan.
Popbela.com/Andre Wiredja
“Limbah kulit kopi itu banyak banget, produksi kopi Indonesia terbesar no.4 di dunia, jadi limbahnya ton-tonan. Kalau limbah kulit kopi kena gesekan, keluar api, dan orang bisa terkena racun sebenarnya jadi polusi, kalau limbah dibuang ke air, airnya akan tercemar. Karena masalah ini aku kerjasama dengan profesor dari Universitas di Jember, kami mengelola limbah kulit kopi yang diubah jadi energi terbarukan untuk biobriket yang bisa dipakai untuk masak. Fungsinya kayak arang, cuma ini bio aja. Si limbah bisa dipakai untuk masak, petani juga bisa jual ke yang lain, kan jadi ada pendapatan tambahan,” jelas Dea.
Tapi Dea tak hanya fokus di Indonesia, project dari US ini membuat Dea juga harus ikut memberdayakan petani kopi di Vietnam dan Filipina. Ia pun mengadakan workshop dan membawa serta memberikan tiga mesin kepada petani kopi di sana. Ternyata petani Fillipina dan Vietnam baru tahu kalau limbah kulit kopi itu bisa diolah.
Popbela.com/Andre Wiredja
“Itulah kenapa aku maunya bikin workshop dan aku mau kasih mesinnya, karena aku nggak mau one time hit. Aku kasih tiga mesin, mesin pertama untuk bikin briket, cetak briket dan kompor. Karena kompornya tuh khusus, jadi nggak sembarangan kompor, tujuannya apa? Supaya petani bisa bikin sendiri, inilah yang bikin kita unik dari bisnis kopi lainnya, karena kita ada sosial value. Karena itulah alasan aku ninggalin bisnis fashion demi Ur-Farm, karena nggak cuma sekedar cari untung, tapi melihat petani kopi kayak di Vietnam mereka kelihatan sangat berterimakasih dengan mukanya sincere, rasanya puas banget.”
Photo Credit:
Photographer: Andre Wiredja
Makeup & Hair: Engelina Inez
Stylist: Wilsen Willim
Fashion Editor: Michael Richards
Wardrobe & Accessories: Wilsen Willim, Imaji Studio, RACCOONANDBABIES
Location: Alska