Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Popbela's Playlist: Riuh Gemuruh Resahmu

Hindia vokal suarakan keresahan sosial lewat lagu terbarunya

Zikra Mulia Irawati

Sejumlah studi membuktikan, menuliskan keresahan yang kita rasakan bisa mengurangi kecemasan. Oleh karena itu, para penggiat kesehatan mental menyerukan kegiatan journaling kala banyak orang terpuruk akibat pandemi kemarin. Peneliti dari University of Auckland bahkan menyebut kegiatan menulis ini bisa meningkatkan sistem imun tubuh.

Namun, curahan hati tersebut dapat diubah jadi sebuah lagu di tangan para musisi. Beda orang, tentu beda pula masalahnya. Di playlist kali ini, Popbela mengumpulkan riuh gemuruh keresahan daalam karya terbaru Hindia, Allan Andersn, Feby Putri, hingga Stephanie Poetri yang berkolaborasi dengan Elephante dan Zhan Yanqi.

1. Hindia - "Masalah Masa Depan"

Vokal akan masalah hidup sudah jadi ciri khas Hindia. Di lagu pra-rilis kedua untuk album Lagipula Hidup akan Berakhir, ia dengan berani mengkritisi permasalahan makro yang dihadapi masyarakat. Jika didengarkan lebih saksama, kita bisa menjumpai isu penting, seperti resesi dan emisi.

"Setelah ‘Janji Palsu’ banyak merangkum album ini dari sudut pandang personal, ‘Masalah Masa Depan’ cocok karena merangkum album ini dalam berbicara mengenai berbagai hal yang sifatnya lebih umum dan terjadi ke semua orang," tuturnya.

"Masalah Masa Depan" dibalut musik disko dengan ketukan drum elektronik yang intens. Hindia sendiri yang menulis liriknya. Namun, ada sosok Enrico Oktavianus di balik dapur rekaman. Sudah coba dengar?

2. Elephante, Stephanie Poetri, Zhang Yanqi - “No Explanations

Musim semi telah tiba dan inilah saat yang indah untuk jatuh cinta. Kalau kamu masih ragu untuk menyatakannya, tos dulu sama Elephante, Stephanie Poetri, dan Zhang Yanqi. Single kolaborasi mereka, "No Explanations", berisi curhatan tentang problematika jutaan anak muda ini.

"'No Explanations' adalah lagu tentang cinta pertama, perasaan pusing dan berani saat jatuh cinta pada seseorang, dan berharap mereka merasakan hal yang sama untukmu," kata Elephante.

Meski menggambarkan kegalauan, produser musik Asia-Amerika tersebut menolak mellow, nih. Ia justru memilih musik pop-disko yang groovy. Merdunya suara Stephanie Poetri dan Zhan Yanqi pun bikin kepala otomatis angguk-angguk!

3. Allan Andersn - "Jalan yang Berbeda"

Allan Andersn yang tergabung di grup 2nd Chance akhirnya punya kesempatan mengekspresikan gaya musiknya. Ia resmi debut solo dengan sebuah lagu pop ballad berjudul "Jalan yang Berbeda". 

'Jalan yang Berbeda' bercerita tentang seseorang yang sudah 'legowo' akan keputusan pasangannya untuk berpisah, namun masih berharap mereka berdua bisa berteman,” ujarnya.

Bernyanyi sendirian juga membuat Allan bisa lebih menonjolkan kemampuan memproduksi lagu dan karakter suaranya. "Jalan yang Berbeda" akan sangat cocok kamu dengarkan saat sedang bersantai karena perpaduan suaranya dengan choir latarnya bikin eargasm banget!

4. Feby Putri - 2016

Titik awal sebuah mimpi bisa sesederhana dari fitur voice note di ponsel kita. Begitu pula dengan solois muda Feby Putri. Pada 2016, ia hanyalah remaja biasa yang ingin lagu ciptaannya bisa masuk dapur rekaman. Siapa yang tahu sembilan tahun kemudian ia bisa kembali mengunjungi mimpi tersebut karena telah berhasil mewujudkannya?

Lewat EP bertajuk 2016, Feby menghadirkan sesuatu yang berbeda dari album Riuh. Dengan lagu utama "bagai bintang bulan", ia menyambangi cinta masa remaja yang hanya bisa dipendam. Secara keseluruhan, lima lagu di dalamnya bereksperimen dari segi genre meski tetap mengusung musik pop-folk yang sudah jadi ciri khas penyanyi ini.

Tak cuma bicara cinta, salah satu lagu berjudul "detik, menit, jam" menjadi wadah isi hati Feby terhadap komentar buruk yang diterimanya selama berkarier. But the show must go on. Perempuan asal Makassar ini justru akan terus berkarya, meneguhkan pendiriannya untuk melawan orang-orang yang menanti kejatuhannya.

IDN Media Channels

Latest from Inspiration