Malam semakin larut dan suhu udara semakin dingin. Sampailah di penghujung acara, waktunya GIGI Jazz Project untuk tampil. Grup band yang terdiri dari Armand Maulana, Dewa Budjana, Thomas, dan Gusti Hendy ini hadir di atas panggung membawakan lagu-lagu populer milik mereka.
Pada beberapa lagu, mereka mempersiapkan musiknya secara khusus. Melodi-melodi bagian Budjana diisi oleh Rio Ricardo dengan piano untuk memperoleh nuansa jazz di lagu “Janji” dan “Perihal Cinta”.
Sementara, lagu “Jomblo” dibuat lebih mengayun ritmisnya dengan dibumbui oleh brass section. Beberapa bagian dibuat pola-pola tertentu, ada yang sing along, hingga outro khas jazz. Sambil sesekali menyapa penonton, Armand Maulana tampil begitu enerjik dan berhasil membawa suasana, meski mengakui kalau dirinya kedinginan.
"Gimana, bisa nge-jazz kan gue? Makasih ya udah dianggap jazz," seloroh suami Dewi Gita itu.
Pada lagu “11 Januari”, piano, saksofon, dan petikan gitar Budjana begitu menyatu tanpa rasa berlebihan. Rasa romantisnya makin kuat, apalagi bersama suasana malam itu di Bromo yang cerah dengan bulan purnama.
Hingga sampai di lagu penutup, “Ya Ya Ya”, komposisi baru terasa berubah secara masif dan sistemik. Mereka berhasil membuat penonton ikut bernyanyi dan bergoyang, menciptakan kenangan yang tak terlupakan soal bagaimana serunya menikmati musik jazz di bawah kaki gunung Bromo. Jama'ah Al-Jazziyah tetap bertahan. Tak ada yang melipir pulang hingga GIGI Jazz Project mengakhiri penampilannya.
Jazz Gunung Bromo 2024 ini benar-benar memberikan pengalaman baru bagi saya. Tak pernah terpikirkan di benak saya, musik jazz bisa terasa begitu syahdu nan romantis ketika dibawakan di alam terbuka, ditambah dengan sejuknya pegunungan. Tak heran jika banyak yang membawa pasangan, anak, dan keluarga mereka untuk menikmati pertunjukkan musik jazz ini secara langsung.
Kabut yang terkadang turun di tengah-tengah penampilan, suasana magis yang tercipta dari peralihan langit sore menuju malam, hingga taburan bintang yang menjadi atap pertunjukkan dengan suhu mencapai 14 derajat celcius, menjadikan malam itu momen indah yang tak terlupakan bagi saya dan juga penonton Jazz Gunung lainnya.