Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Fakta Film 'Buya Hamka', Wapres Ma'Ruf Amin Nonton Perdana

Film 'Buya Hamka' tayang 20 April 2023

Nindi Widya Wati

Film biopik garapan Falcon Pictures dengan Starvision dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bertajuk Buya Hamka akhirnya bakal segera naik ke layar bioskop Tanah Air. Disutradarai oleh Fajar Bustomi, film ini secara resmi merilis trailer volume satu, volume 2, dan volume 3.

Kalau menilik pada cuplikan trailer-nya lewat kanal YouTube Falcon, film ini ternyata banyak dihiasi aktor dan aktris ternama Indonesia. Seperti adanya sosok Laudya Chintya Bella, Donny Damara, Reza Rahadian, Ayu Laksmi, Anjasmara hingga Desy Permatasari. Penasaran? Yuk, simak informasinya dalam artikel berikut ini, Bela.

Secara perdana disaksikan Wapres Indonesia

Dok. Falcon

Penayangan film Buya Hamka memang semakin bikin penasaran dan banyak ditunggu-tunggu. Apalagi, saat mengetahui kalau Wakil Presiden Indonesia, K.H Ma'ruf Amin secara perdana menyempatkan diri untuk menonton film Buya Hamka.

Bahkan, usai menyaksikan film tersebut, Wapres mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Buya Hamka dan mengacungi jempol untuk penggarapan film Buya Hamka.

“Saya kira (Buya Hamka), seorang tokoh yang patut kita jadikan teladan, baik sebagai tokoh ulama maupun sebagai seorang pejuang bangsa, juga sebagai sastrawan yang banyak menulis buku-buku roman. Menurut saya jalan cerita dan juga pemain-pemainnya sangat bagus, bisa menggambarkan dan memberikan inspirasi bagi kita semua,” pungkas Wakil Presiden Indonesia, Ma'ruf Amin, pada Selasa (21/3/2023).

Apresiasi penuh memang datang dari Wapres terhadap film yang dibintangi Vino G Bastian ini. Mengingat, selama pembuatan film "Buya Hamka", saat Ma'ruf Amin masih menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Pembicaraan-pembicaraan tentang pembuatan film ini, ketika itu saya (masih) menjadi Ketua Umum MUI dan sering berdiskusi tentang rencana pembuatan film ini tahun 2015,” kenangnya.

Mengenal sosok Buya Hamka

YouTube.com / Falcon

Jika berbicara tentang sosok Haji Abdul Malik Karim Amrullah, atau lebih dikenal dengan Buya Hamka sendiri merupakan seorang pahlawan nasional, ulama sekaligus sastrawan dan juga politikus. Kefasehan Buya Hamka dalam berdakwah bukan hanya digemari oleh kaum muslim di Indonesia, namun juga diakui ulama-ulama di dunia. 

Salah satu jasa besar Buya Hamka dalam dunia Islam Indonesia adalah, lahirnya Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sedangkan dalam karya seni, selain banyak menerbitkan buku-buku dakwah seperti tafsir Al Azhar, Tasawuf Modern, Falsafah Hidup, serta karya novel seperti Merantau ke Deli, Di Bawah Lindungan Kabah, hingga Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.

Sinopsis dari tiga bagian film Buya Hamka

YouTube.com / Falcon

Dari pemutaran film Buya Hamka yang dibagi menjadi tiga bagian dengan sinopsis pada bagian pertama, menjadi periode di mana Hamka (Vino G. Bastian) menjadi pengurus Muhammadiyah di Makassar dan berhasil memberikan kemajuan yang pesat pada organisasi tersebut. Hamka juga mulai menulis sastra koran dan cerita romannya disukai para pembaca. Hamka dan keluarganya pindah ke Medan, karena Hamka diangkat menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat. 

Posisi ini membuat Hamka mulai berbenturan dengan pihak Jepang hingga harus ditutup karena dianggap berbahaya. Kehidupan keluarga Hamka pun terguncang ketika salah satu anak mereka meninggal karena sakit. Usaha-usaha Hamka untuk melakukan pendekatan pada pihak Jepang malah dianggap sebagai penjilat dan dimusuhi, sehingga Hamka diminta untuk mundur dari jabatannya sebagai pengurus Muhammadiyah. 

Persatuan bangsa yang diupayakan Hamka

YouTube.com / Falcon

Lewat bagian dua ini, menceritakan sesaat setelah proklamir kemerdekaan Indonesia, dan ancaman Agresi ke dua dari tentara sekutu muncul. Hamka memutuskan untuk berkeliling di seluruh pelosok Medan untuk mengabarkan mengenai pentingnya persatuan antara masyarakat (tokoh agama) dan pihak militer Indonesia, agar tidak diadu domba. Namun tenyata hal tersebut malah membuat Hamka terkena tembak. 

Untung, Hamka selamat dan akibat jasanya tersebut, Hamka pindah ke Jakarta dan mendirikan Al-Azhar. Namun Hamka difitnah terlibat dalam usaha pemberontakan pada Soekarno (Anjasmara). Hamka ditangkap dan disiksa untuk menandatangani surat pengakuan. Hamka bertahan dan mendapatkan hikmahnya membuat kitab yang paling berpengaruh dalam pendidikan Islam, tafsir Al-Azhar.

Bagian tiga mengisahkan sosok Hamka kecil

YouTube.com / Falcon

Sementara pada bagian ke tiga, kita akan mengenal Hamka sebagai sosok anak laki-laki kecil (Rey Bong) yang besar di Maninjau, Sumatera Barat. Sejak kecil Hamka sudah menunjukkan minat yang besar terhadap tradisi dan sastra, hingga mengabaikan pendidikannya di pesantren. Hal ini membuat Hamka kecil seringkali berbentur dengan Ayahnya, Haji Rasul (Donny Damara). Pertikaian dengan ayahnya semakin meruncing ketika ibunya (Desy Ratnasari) memilih untuk bercerai dengan Ayahnya. 

Hamka memutuskan untuk pergi belajar ke Mekkah dan naik haji dengan usahanya sendiri. Di sana, Hamka belajar berorganisasi, menemukan sistem manasik haji (atas restu Raja Arab), dan mendapatkan misi terbesar dalam hidupnya, membangun Islam di Indonesia. Namun hal itu tidak mudah dilakukan, karena ayahnya tidak begitu saja mengakui kemampuan Hamka. Ditengah keresahannya, Hamka bertemu dengan Siti Raham, seorang perempuan luar biasa yang menjadi sumber inspirasi romans terbesar dalam hidupnya.

Kedekatan Vino dengan sosok Buya Hamka

Dok. Falcon

Terpilihnya nama Vino G. Bastian yang dipercaya memerankan sang tokoh utama, Buya Hamka. Ternyata memiliki fakta menarik mengenai kedekatan keluarga Vino dengan pendiri MUI ini.

"Vino ini dia punya kedekatan dengan alamarhum Buya Hamka. Mungkin beliau gak ketemu, tapi orangtua beliau, bundanya yang mualafin Buya Hamka. Jadi banyak cerita, otomatis risetnya beliau lebih deket dan gampang," ucap Fajar.

Penulisan skenario memakan waktu 4 tahun

Dok. Falcon

Proses syuting film Buya Hamka dimulai pada tahun 2019 lalu. Namun saat syuting selesai, penayangan film ini sayangnya harus tertunda karena virus corona selama dua tahun. Dari sisi produksi, dalam penulisan skenario film ini memakan waktu lebih dari 4 tahun. 

"Ini film panjang dan ini film menarik. Makanya nulis skenario sampai 4 tahun lebih," ucap Fajar mengingat momen produksinya.

Tak hanya waktu penggarapan yang menguras waktu cukup lama, namun film Buya Hamka juga menghabiskan uang yang cukup fantastis. Fajar mengungkapkan kalau film ini memerlukan Rp1 miliar, hanya untuk survei ke Yordania untuk kepentingan produksi.

"Ini film yang dengan anggarannya gak main-main. Untuk surveinya aja abis Rp 1 miliar ke Yordania," katanya.

Ungkap alasan penayangan film berdurasi 7 jam

Dok. Falcon

Selaku sutradara, Fajar Bustomi sempat mengungkapkan alasan terkait film Buya Hamka yang akhirnya tayang dengan total durasi hingga tujuh jam.

“Dari sekian panjang kisah Buya Hamka itu harus dirapetin jadi 5 jam. Ternyata filmnya jadinya 7 jam. Sayang sekali kalau diedit. Dan akhirnya kita putuskan film ini jadi 3 bagian, karena gak mau mengurangi rasa. Keputusan ini kita rasa ada informasinya, makanya jadi 3 bagian film,” tutur Fajar Bustomi.

Dok. Falcon

Sementara, Produser Falcon Pictures, Frederica berharap film yang bakal tayang saat momen lebaran pada 20 April 2023 ini menjadi sebuah karya yang bisa memberikan pesan positif kepada semua generasi.

"Film ini bisa dinikmati oleh seluruh keluarga dari generasi Z hingga generasi orangtua. Perjuangan hidup Buya Hamka menginspirasi, dari semangat belajarnya yang otodidak dan perjalanan beliau di berbagai periode yang penuh romantika dan sangat menarik. Film yang sangat dibutuhkan sebagai pencerahan kehidupan yang amanah untuk semua orang," terangnya.

Itulah, sederet fakta mengenai film Buya Hamka yang kiranya bisa jadi tontonan saat lebaran nanti, Bela.

IDN Media Channels

Latest from Inspiration