Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Review ‘M3GAN’: Horor dan Komedinya 50:50

Tamparan keras untuk orang tua masa kini

Niken Ari Prayitno

Bulan Januari menjadi bulannya film horor. Bagaimana tidak, tujuh dari sembilan film Indonesia yang tayang di bulan pertama tahun 2023 ini adalah film bergenre horor. Tidak mau ketinggalan, film luar negeri yang turut serta meramaikan bioskop Tanah Air juga masih mengusung genre serupa.

Salah satu yang tayang di awal tahun 2023 ini adalah M3GAN. Film horor-komedi ini bukan hanya membuat nafas tertahan saat menontonnya. Tapi, juga membuat kita tertawa getir dengan lelucon satire yang beberapa kali dilontarkan sang tokoh utama.

Sinopsis: robot pelindung yang berubah menjadi robot pembunuh

Dok. Universal Studios

M3GAN, berkisah tentang seorang anak berusia sepuluh tahun bernama Cady (Violet McGraw) yang kehilangan orang tuanya saat mereka dalam perjalanan menuju lokasi bermain ski untuk liburan mereka. Dari kecelakaan itu, Cady yang selamat mengalami trauma yang mendalam karena ayah dan ibunya tewas seketika.

Mau tak mau, Cady akhirnya diasuh oleh Gemma (Allison Williams) adik kandung ibunya yang bekerja sebagai perancang mainan anak-anak yang super canggih. Gemma dan Ava (Kira Josephson)–ibu Cady–sangat tidak akur dan Gemma sama sekali tidak dekat dengan Cady. Karena peran barunya sebagai wali untuk Cady, Gemma cukup kewalahan karena tidak terbiasa mengurus anak-anak.

Dengan kemampuannya sebagai perancang mainan anak-anak, Gemma akhirnya membuat mainan baru berupa robot anak-anak yang diharapkan bisa menjadi teman untuk Cady saat ia sibuk bekerja. Mainan yang diberi nama M3GAN (Amie Donald dan suara diisi oleh Jenna Davis) itu berhasil menarik perhatian Cady dan cukup membuat Cady sibuk sehingga tak lagi mengganggu Gemma lagi.

Lama kelamaan, Cady merasa keterikatannya dengan M3GAN semakin kuat. Ketika jauh dari M3GAN, Cady menjadi begitu pemarah. Bahkan, orang-orang yang menyakiti Cady juga hilang atau meninggal mendadak. Apakah ini ada hubungannya dengan M3GAN?

Sisi lain dari sang produser film horor

Dok. Universal Studios

Jujur saja, ekspektasi saya terhadap M3GAN adalah film bisa menghadirkan rasa menakutkan yang membuat saya harus menutup mata dari awal hingga akhir film. Apalagi dalam posternya, M3GAN menuliskan embel-embel ‘from producers of Annabelle and The Black Phone’ yang memang jelas-jelas telah sukses menelurkan film-film horor yang bikin merinding. Namun ternyata, ekspektasi saya salah total.

Maksudnya salah total di sini adalah bukannya film ini tidak seram dan tidak menegangkan. Tentu bagi sang produser, Jason Blum (The Black Phone, The Invisible Man, Us) dan James Wan (There's Someone Inside Your House, Annabelle Comes Home) membuat film horor yang menegangkan sampai membuat penonton sesak nafas adalah hal yang mereka kerjakan sehari-hari. Namun M3GAN dibuat dengan treatment yang berbeda dan seolah menghadirkan sisi lain dari sang produser.

Alih-alih seram yang penuh ketegangan seperti yang sudah saya ekspektasikan sebelumnya, saat menonton M3GAN, saya masih bisa sedikit bernafas lega di beberapa bagian. Sebab, dalam film ini tak melulu menghadirkan suasana kelam dan gelap khas film-film Blumhouse Productions lainnya. Ada juga adegan menyenangkan, penuh warna, dan sedikit kita diajak mengenal lebih jauh tentang artificial intelligence (AI) yang memperkaya cerita. Tapi, jika layar berubah hening dan tak ada musik, siap-siap di situlah hal-hal mengagetkan akan terjadi.

Seram dan lucunya balance

Dok. Universal Studios

Satu hal lainnya yang hadir di luar ekspektasi saya terhadap film ini adalah nuansa seram dan lucu dari komedi satirnya yang bisa dibilang cukup seimbang. Akela Cooper dan James Wan sebagai screenplay dan penulis naskah dari film ini berhasil menghadirkan suasana seram sekaligus lucu dari sosok M3GAN. Meski memiliki visual yang cukup seram untuk mainan anak-anak, M3GAN terbilang sangat pandai sekaligus menghibur dengan lelucon satire-nya yang membuat orang dewasa berjengit saat mendengarnya.

Misalnya saja saat adegan M3GAN mencoba membunuh David Lin (Ronny Chieng) di kantor tepat sebelum peluncurannya, M3GAN menari dengan begitu menakutkan. Entah mengapa adegan yang seharusnya menegangkan itu malah terlihat lucu dan membuat penonton tertawa. Apakah ini yang disebut sebagai tarian kematian? 

Tamparan keras untuk orang tua

Dok. Universal Studios

Terlepas dari bagaimana kamu akan menginterpretasikan film ini nanti, yang jelas kisah dari M3GAN menjadi tamparan keras untuk orang tua. Terutama bagi mereka yang memilih gadget sebagai jalan pintas agar anak-anak mereka berhenti mengganggu, sementara mereka bisa dengan leluasa menyelesaikan pekerjaan atau melakukan apa yang mereka suka.

M3GAN merupakan representasi dampak buruk gadget jika digunakan berlebihan. Keterikatan yang kuat satu sama lain membuat gadget menguasai anak-anak dan anak-anak akan lebih suka dekat dengan ‘mesin’ dibandingkan berinteraksi langsung dengan teman sebayanya atau bahkan dengan orang tuanya.

Bahaya ini sebetulnya sudah disebut-sebut oleh tokoh Tess (Jen Van Epps), rekan kerja Gemma saat mereka bersama-sama mengembangkan M3GAN. Dengan begitu banyaknya ‘kepintaran’ M3GAN yang diklaim bisa menemani anak-anak dalam situasi apa pun, Tess mempertanyakan bagaimana peran orang tua jika semua peran sudah diambil alih oleh M3GAN. 

Benar saja, anak-anak bisa berubah begitu drastis saat mereka terlalu lama terpapar gadget dan teknologi tanpa ada peran orang tua di sampingnya. Hal ini digambarkan dengan emosi Cady yang meledak-ledak dan berubah begitu cepat karena sudah begitu ketergantungan dengan M3GAN. 

Benar-benar sebuah kritik tajam untuk masyarakat saat ini, ya.

Bukan hanya karena pesan moral yang begitu dalam, M3GAN juga dinilai menjadi film bagus pembuka awal tahun. Film ini dibanjiri pujian dari kritikus film dan mendapat skor 95% di Rotten Tomatoes, serta 6.7 di IMDB. Siap menontonnya, Bela?

IDN Media Channels

Latest from Inspiration